Home Berita Pertamina Lambat Bangun Kilang, PKS: Ahok Harus Banyak Kerja, Bukan Bicara

Pertamina Lambat Bangun Kilang, PKS: Ahok Harus Banyak Kerja, Bukan Bicara

4 min read
0
0
207

Publiksultra.id – Dalam kondisi Pertamina yang sulit karena belum berhasil menyelesaikan pembagunan kilang minyak di Tuban, keberadaan Komisaris Utama harusnya dapat meningkatkan pengawasan dan mendorong kinerja perusahaan agar lebih baik.

Sebagai Komisaris Utama Basuki Tjahja Purnama atau Ahok harusnya bisa membantu Pertamina mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi bukan malah memperkeruh suasana dengan bicara sembarang.

Baca Juga: Luhut: Pandemi Covid-19 Indonesia Masih Terkendali, Jangan Panik Ada Varian Omicron

Demikian dikatakan anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menanggapi kisruh Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama dengan juru Kementerian BUMN.

Mulyanto menambahkan, bahwa sebagai komisaris, Ahok ikut bertanggung jawab atas kinerja perusahaan yang dipimpin. Dia melihat Presiden Jokowi memarahi Direktur Utama Pertamina maka sama artinya dengan memarahi Dewan komisaris pula.

“Ahok harusnya paham dengan sistem tanggung renteng dalam pengelolaan perusahaan negara ini. Bukan malah bicara seolah dirinya bukan bagian dari Pertamina. Sebagai komisaris utama, Ahok harusnya banyak bekerja bukan malah banyak bicara. Dia tidak bisa lepas tangan dengan kondisi Pertamina sekarang,” tegas Mulyanto, Selasa (30/11/2021).

Baca Juga: Gigi dan Baby R Tampil Bersama, Warganet Malah Sorot yang Lain

Mulyanto mengingatkan, saat ini Pertamina punya tugas berat untuk menekan impor BBM, termasuk gas LPG, yang selama ini menyumbang signifikan bagi defisit transaksi perdagangan, khususnya sektor migas.

Pertamina juga harus melaksanakan transformasi pemanfaatan energi fosil menjadi energi yang lebih bersih melalui strategi transisi energi.

“Jadi ketimbang bising di media atau berpolemik dengan kementerian BUMN, yang merupakan induknya, Ahok lebih baik fokus mendorong pembangunan kilang GRR Tuban,” saran Mulyanto.

Untuk diketahui, hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU (Refinery Unit) VII Kasim di Papua tahun 1997, maka praktis tidak ada pembangunan kilang baru Pertamina.

Baca Juga: Presiden Jokowi: UU Cipta Kerja Masih Tetap Berlaku

Pertamina berencana menambah 2 kilang baru, yakni Kilang GRR Tuban dengan kapasitas terpasang 300 ribu bph (barel per hari) dan Kilang Bontang. Namun realisasinya belum meyakinkan.  Pembangunan Kilang Tuban terus molor, Sedang pembangunan Kilang Bontang dibatalkan.

Dari total 6 buah kilang yang ada dihasilkan BBM sebanyak 850 – 950 ribu bph.

Dengan kebutuhan BBM hari ini yang sebesar 1.6 juta barel, maka praktis kekurangannya sebesar 800 ribu bph dipenuhi dari impor, yang mendominasi defisit transaksi migas kita sebesar 7 milyar USD ditahun 2020.

sumber : Antara

Load More Related Articles
Load More By piether seno
Load More In Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Kasus Korupsi Anak Alex Noerdin, KPK Hari Ini Periksa Sejumlah Pejabat di Musi Banyuasin

Publiksultra.id – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil sejumlah pej…