
PublikSultra.id – Penambangan mata uang kripto memang menghabiskan banyak energi, dan hal ini picu krisis energi di Kazakhstan. Financial Times melaporkan operator jaringan listrik KEGOC mengatakan akan mulai menjatah listrik untuk 50 penambang terdaftar setelah permintaan mereka dilaporkan sebabkan shutdown darurat di tiga pembangkit listrik pada bulan Oktober. Mereka juga akan menjadi yang pertama terputus jika ada kegagalan jaringan, kata perusahaan kuasi-publik.
“Admitting that “we are already feeling the first signs of power shortages in Kazakhstan” – in part due to the rapid increase in electricity-hungry digital-currency mining this year.”https://t.co/tRTBNxM38k
— Justin ‘Near’ Coleman (@DemopJ) November 24, 2021
Kementerian energi negara tersebut memperkirakan bahwa permintaan listrik telah melonjak delapan persen sejauh ini pada tahun 2021 dibandingkan dengan satu atau dua persen yang lebih umum. Pemadaman terjadi di enam wilayah sejak Oktober.
Pejabat dan pengamat telah menyematkan pemadaman listrik pada peningkatan jumlah penambang kripto yang tidak terdaftar yang secara ilegal menghasilkan mata uang dari rumah atau bahkan pabrik mereka. Perang China melawan cryptocurrency mungkin ikut bertanggung jawab. Permintaan energi mulai meningkat ketika perusahaan pertambangan pindah dari China pada awal 2021, dan melonjak lagi ketika China membuat penambangan ilegal Mei ini. Listrik relatif murah di Kazakhstan, menjadikannya surga bagi perusahaan yang berharap mendapat untung lebih besar dari operasi kripto.
Sumber : KotakGame