Home Berita Temui 2 Keluarga Korban Tabrak Lari Oknum TNI di Nagreg, Ini yang Disampaikan Dedi Mulyadi

Temui 2 Keluarga Korban Tabrak Lari Oknum TNI di Nagreg, Ini yang Disampaikan Dedi Mulyadi

8 min read
0
0
222
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi

GARUT, PUBLIKSULTRA.ID – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menemui dua orang tua yang anaknya menjadi korban tabrak lari oknum TNI di Nagreg kemarin malam.

Pertama Kang Dedi Mulyadi menemui keluarga dari korban Handi Saputra di Limbangan, Garut. Di sana ia bertemu langsung dengan kedua orang tua Handi.

Ayah Hendi, Etes Hidayatullah menceritakan awal mula kejadian yang menyebabkan anaknya ditemukan tewas di Sungai Serayu. Padahal sebelumnya Hendi dikabarkan menjadi korban tabrakan saat menjemput pacarnya, Salsabila.

Menurut Etes, anaknya itu baru mengenal dan berpacaran dengan Salsabila sejak dua bulan terakhir. Saat kejadian tanggal 8 Desember 2021, Hendi yang ditinggal ayahnya bekerja dan ibunya mengaji pergi menjemput Salsabila menggunakan motor.

Tiba-tiba ia dikabari oleh warga jika Hendi dan Salsabila menjadi korban tabrakan oleh pengendara mobil panther. Warga menyebut usai kejadian kedua korban dibawa ke dalam mobil dengan dalih akan dibawa berobat.

“Saya kan kerja di Sorean baru sampai rumah malam, kejadian itu sekitar Ashar. Setelah kejadian itu istri saya langsung cari ke semua rumah sakit dan puskesmas di Garut dan Bandung. Ternyata tidak ada,” ujar Etes bercerita pada Dedi Mulyadi.

Esok harinya pencarian terus dilakukan namun masih nihil. Hingga akhirya keluarga melaporkan ke pihak kepolisian dan memuat poster yang memuat ciri-ciri Hendi dan Salsabila

Sepuluh hari berselang pihak keluarga mendapat kabar telepon dari kepolisian yang menyebut telah menemukan jasad seorang pria dan seorang wanita. Dua jasad tersebut ditemukan dalam waktu hampir bersamaan dan di aliran sungai yang sama.

“Handi ditemukan mengambang di Sungai Serayu Banyumas, kalau Salsa itu di muara Pantai Bunton Cilacap. Itu jaraknya jauh tapi masih satu aliran sungai,” katanya.

Mendapat kabar tersebut dua pihak keluarga korban langsung melakukan pengecekan. Hingga akhirnya dipastikan bahwa kedua jasad tersebut adalah Handi dan Salsabila.

“Dari Garut ke lokasi itu hampir 7 jam. Kalau dibawa ke rumah sakit pasti selamat, ini (pelaku) enggak punya rasa iba melihat mayat dan orang kesakitan” ujar Etes.

Mendengar cerita tersebut Dedi Mulyadi tak kuasa menahan tangis. Ia pun merasa bingung dengan pikiran para pelaku hingga tega melakukan aksi kriminal yang mengerucut menjadi pembunuhan berencana tersebut.

“Motivasinya apa kok (pelaku) sampai sepanik itu. Mungkin kalau karena rasa takut disalahkan karena kecelakaan tapi dibawa ke rumah sakit kemudian menggunakan hukum lalu lintas kan lebih mudah dibanding pembunuhan seperti sekarang,” ujar Kang Dedi Mulyadi.

“Ada rasa cemas apa kok sampai menghilangkan jejak, sampai membuang jauh (korban) begitu. Apa yang ada di dalam pikirannya,” lanjut Dedi.

Dedi menilai saat ini institusi TNI semakin terbuka. Terlebih ia melihat sosok Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman semakin menunjukkan keberpihakannya pada masyarakat.

“Sekarang tidak ada lagi keraguan masyarakat untuk mengadu karena Panglima dan KASAD semakin berpihak pada publik. Panglima dan KASAD akan berpihak pada warga bukan anggotanya. Kalau dulu mungkin ada rasa takut masyarakat melapor karena ada pikiran pasti dilindungi atasanya, tapi sekarang tidak,” ucap Dedi.

Di balik itu, kata Dedi, ia mengimbu dan mengajak khususya anak muda untuk meminta izin dan doa kepada orang tua setiap akan pergi atau melakukan apapun. Sebab banyak peristiwa di luar dugaan.

“Orang tua mana yang tidak sedih kehilangan anak seperti ini. Saya juga sampai tidak habis pikir. Bapak (Etes) mungkin sudah ikhlas, tapi hukum harus tetap berjalan,” kata Dedi Mulyadi.

Sebelum pulang Dedi memberikan sejumlah uang kepada orang tua Hendi. Ia pun akan membuatkan buku yasin untuk keperluan 40 harian nanti.

Setelah dari rumah keluarga Hendi, Dedi pun beranjak dan sempat melihat motor yang digunakan saat kejadian tabrakan. Motor tersebut tampak rusak dan rencananya akan diganti oleh KASAD Jenderal Dudung Abdurachman.

Selanjutnya Dedi menemui keluarga Salsabila. Rumah keluarga Salsabila cukup dekat dengan Hendi meski berbeda kabupaten. Rumah Hendi di Garut, sementara Salsabila di Nagreg, Kabupaten Bandung.

Usai bertemu keluarga Salsabila, Dedi lanjut melihat lokasi jalan yang menjadi saksi bisu tabrakan berlangsung. Lokasi tabrakan berada di depan jalan tidak jauh dari rumah Salsabila.

“Semoga kedua keluarga diberikan ketabahan dan ketawakalan. Para pelaku pun harus mendapatkan hukuman setimpal,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.

Untuk mengetahui lebih lengkap cerita dan kronologi tabrak lari berujung pembunuhan berencana tersebut bisa disaksikan di youtube Kang Dedi Mulyadi Channel. (*)

Sumber: rilis

Load More Related Articles
Load More By Publik Sultra
Load More In Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Mendekati Kesehatan Holistik: Pendekatan Terintegrasi untuk Kesejahteraan Fisik dan Mental…