Home Berita Memperingati Hari Pahlawan, DPC GMNI Kendari menggelar Parade Jalanan

Memperingati Hari Pahlawan, DPC GMNI Kendari menggelar Parade Jalanan

4 min read
0
0
384
Massa aksi bertandang di Fakultas FISIP-UHO.

PublikSultra.id, Kendari – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI Kota Kendari) beserta komisariat sekota kendari menggelar aksi refleksi parade jalanan memperingati hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 2021. Beberapa item kegiatan yang ditampilkan adalah orasi, pembacaan puisi, tetrikal, persembahan tari sekaligus ditutup dengan doa bersama .

Aksi ini dipimpin oleh ketua Komisariat DPK GMNI FISIP-UHO Rasmin Jaya sebagai koordinator lapangan. Massa memulai aksinya pada pukul 15.00 WITA dengan titik kumpul Tugu UHO, rute awal menyambangi beberapa Fakultas yang ada di Universitas Halu Oleo dan dilanjutkan lagi di perempatan MTQ .

Pahlawan vs Oligarki” di perempatan MTQ.

Rasmin Jaya dalam orasinya menyampaikan bahwa aksi ini adalah sebuah refleksi memperingati dan mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah mendahului generasi hari ini sekaligus menyerukan kesadaran kepada seluruh pemuda, mahasiswa dan masyarakat bahwa momentum 10 November adalah hari besar nasional yang sudah menjadi tugas pemuda untuk tidak absen begitu saja. Apalagi sebagai generasi milenial yang tentunya menjadi pendobrak arah kemajuan suatu bangsa karena di tangan merekalah terdapat harapan masyarakat. Mengutip hal yang di sampaikan oleh bung Karno bahwa “Jangan sekali kali melupakan sejarah”.

Lanjut Rasmin Jaya sebagai koordinator Lapangan “bahwa lebih dari itu, aksi ini untuk membangun kesadaran nasionalisme dan patriotisme. Apa lagi ditengah kondisi dan carut marut bangsa yang dilanda dengan banyak persoalan ini. Tergerusnya nilai-nilai kebudayaan lokal dan nasional membuat kita tidak boleh menutup mata akan hal itu. Nilai-nilai perjuangan harus terus dilanjutkan mengingat pengorbanan para pendahulu bangsa kita cukup besar baik harta dan nyawa yang tentunya sangat banyak menyimpan makna dan arti”.

Pembacaan puisi “Sajak Sebatang Lisong”.

Jika dilihat dari partisipasi saat merefleksi hari-hari besar, semangat mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi semakin menyusut. Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya modernisasi dan globalisasi yang merongrong peradaban bangsa kita, khususnya bangsa asing yang masuk di negara kita. Sehingga kebudayaan kolektif dan gotong royong seperti yang dicita-citakan Founding Father mulai tersingkir. Akibatnya, banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern.

“Sejarah adalah pelajaran berharga yang harus terus melekat dalam memori kolektif perjalanan serta perjuangan sebuah bangsa. Masa lalu dan masa kini merupakan modal utama bagaimana masa depan terbentuk. Saya harap kita semua dapat menjadi bagian dari pembuat sejarah, bukan sekedar penikmat sejarah”. Tutup Rasmin.

Load More Related Articles
Load More By Nyiu Clarity
Load More In Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Jokowi Banting Tulang ‘Jualan’ IKN: Promosi ke Warga Singapura hingga Australia

PublikSultra – Presiden Joko Widodo alias Jokowi sedang gencar-gencarnya mempromosik…