Home Berita Mengenal Football Institute yang Didirikan Budi Setiawan, Kritik Shin Tae-yong Tak Punya Etika

Mengenal Football Institute yang Didirikan Budi Setiawan, Kritik Shin Tae-yong Tak Punya Etika

4 min read
0
0
521
Lembaga Football Institute yang didirikan Budi Setiawan. (Instagram/@football.institute)

publiksultra.id – Nama Football Institute tengah ramai dibicarakan publik Tanah Air setelah sang founder, Budi Setiawan menyebut Shin Tae-yong sebagai sosok tak bermoral dan tidak beretika.

Gara-gara bicara kontrak ke publik Korea Selatan, Shin Tae-yong dianggap tak bermoral dan tidak beretika oleh Budi Setiawan.

Menurut Budi Setiawan yang merupakan founder Football Institute itu, Shin Tae-yong tak pantas mengumbar informasi tersebut.

Bahwa ia sudah mendapat tawaran melatih timnas negara lain, di saat kontraknya bersama Timnas Indonesia masih tersisa hingga Juni 2024.

“Komentar STY yang mengatakan bahwa sudah ada negara yang berminat kepada dirinya semakin menunjukkan wajah asli STY yang oportunis dan cacat moral dan etika,” ucap Budi Setiawan.

“Padahal dia terikat kontrak dengan PSSI sejak 2019 hingga 2023, dan diperpanjang sampai Juni 2024.” imbuhnya.

Siapa Budi Setiawan?

Sosok lulusan Universitas Trisaksi pada 2005 ini sudah lama berkecimpung dalam dunia sepak bola Tanah Air.

Ia sempat menjadi Manager dari Liga Indonesia medio 2005-2014, sebelum pecahnya kompetisi karena dualisme PSSI.

Di kepengurusan La Nyala Mattalitti, Budi Setiawan termasuk dalam jajaran PSSI sebagai Deputi Sekjen PSSI.

Hingga pada 2017, ia mendirikan Football Institute sebagai lembaga independen yang fokus pada pengembangan dan edukasi sepak bola Indonesia.

Apa Itu Football Institute?

Football Institute didirikan Budi Setiawan pada Januari 2017, merupakan lembaga independen yang fokus terhadap pengembangan dan edukasi sepak bola Indonesia.

Pengembangan dan edukasi sepak bola di Indonesia dilakukan Football Institute dengan menggunakan data, riset, penelitian dan survei.

Meski begitu Budi Setiawan tak serta merta independen seperti lembaganya, ia sempat menjadi Chief Executive Officer di Persitara.

Jabatan itu ia emban mulai November 2021 hingga April 2022, meski begitu Football Institute juga peka terhadap isu-isu yang berkembang.

Seperti masalah mafia perwasitan hingga Tragedi Kanjuruhan, lembaga ini tak hanya menyuarakan pendapat tetapi juga memberi hasil penelitian.

Kontributor: Eko

Load More Related Articles
Load More By Publik Sultra
Load More In Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Evolusi Transportasi Otonom: Menuju Mobilitas Masa Depan yang Lebih Aman dan Efisien

Evolusi Transportasi Otonom: Menuju Mobilitas Masa Depan yang Lebih Aman dan Efisien  …