Home Artikel Harga Emas Antam Tinggalkan Level Tertinggi, Bikin ‘Senam Jantung’

Harga Emas Antam Tinggalkan Level Tertinggi, Bikin ‘Senam Jantung’

4 min read
0
0
522
Ilustrasi

PUBLIKSULTRA.ID – Penurunan harga emas dunia juga tercermin dari pergerakan harga emas Antam yang telah jauh meninggalkan level tertingginya. Kondisi ini tentu membuat mereka yang telah membeli emas di harga tinggi khawatir.

Dilansir dari detik.com, para analis melihat pergerakan harga emas dunia cenderung bergerak di zona level support kritis.

Baca Juga : Harga Emas Hari Ini Termurah Dalam 6 Bulan Terakhir

Awal tahun lalu harga emas berada di level US$ 1.912 per troy ons. Lalu pada Jumat kemarin emas dunia sudah berada di level US$ 1.714 per troy ons. Itu artinya harga emas sudah turun hampir US$ 200 atau Rp 2,8 juta (kurs Rp 14.000) sejak awal tahun.

Para analis memperkirakan jika harga emas gagal menahan level US$ 1.725 atau US$ 1.700 minggu depan, aksi jual mungkin belum berakhir.

Baca Juga : Usai Penurunan Tajam, Harga Emas Akhirnya Bangkit

“Emas menembus posisi terendah baru-baru ini dan semua rata-rata mingguan. Kita bisa menguji US$ 1.700 minggu depan,” kata ahli strategi pasar senior LaSalle Futures Group, Charlie Nedoss.

Pemicu penurunan utama emas adalah meningkatnya imbal hasil Treasury AS 10-tahun, yang mencapai level tertinggi dalam satu tahun yakni 1,6% dan peningkatan nilai dolar AS.

Baca Juga : Wow! Harga Emas Melesat Gila-gilaan

Direktur Perdagangan Global Kitco Metals Peter Hug mengatakan aksi jual hari Jumat juga didorong oleh penjualan teknis setelah logam mulia jatuh di bawah rata-rata pergerakan dalam 200 hari terakhir.

“Ketika kami berbicara Jumat lalu, kami memperkirakan penguatan harga emas. Tetapi ketika mencapai US$ 1.817 pada hari Senin, imbal hasil 10-tahun berada di sekitar kisaran 1,20%,” tuturnya.

Para investor dunia juga cenderung mulai keluar dari portofolio investasi bersifat ekuitas dan masuk ke uang tunai. Hal itu juga tentu berdampak buruk terhadap harga emas.

“Dalam konteks pasar ekuitas, mereka mulai mengambil risiko dengan imbal hasil yang lebih tinggi. Beberapa orang keluar dari pasar ekuitas dan beralih ke uang tunai. Inilah mengapa ada pelemahan dalam komoditas,” katanya. (*)

Editor : Heldi Satria | Sumber : detik.com

Load More Related Articles
Load More By Publik Sultra
Load More In Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Solusi Mobile Device Management untuk Kerja Jarak Jauh

Ilustrasi MDM (Mobile Device Management) Pendahuluan Dalam beberapa tahun terakhir, banyak…