Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “Zero Trust” sering muncul dalam dunia keamanan siber. Banyak vendor teknologi, konsultan IT, dan media mempromosikannya sebagai solusi terbaik menghadapi ancaman siber modern.
Namun muncul pertanyaan:
Apakah Zero Trust benar-benar solusi nyata, atau hanya sekadar buzzword (kata keren yang sedang tren)?
Mari kita bahas dengan sederhana dan objektif.
Apa Itu Zero Trust?
Zero Trust adalah pendekatan keamanan yang berprinsip:
“Jangan pernah percaya siapa pun, selalu verifikasi.”
Dalam praktiknya:
-
Setiap pengguna, perangkat, dan aplikasi tidak otomatis dipercaya, meskipun sudah berada di dalam jaringan.
-
Akses harus diverifikasi dan dibatasi sesuai kebutuhan.
-
Semua aktivitas dipantau terus menerus.
Mengapa Disebut Buzzword?
Istilah Zero Trust memang terdengar modern dan menjual.
Beberapa alasan kenapa ada yang menganggap ini hanya sekadar buzzword:
-
Terlalu sering dipromosikan tanpa implementasi nyata.
-
Beragam definisi dari vendor yang berbeda.
-
Banyak organisasi mengaku menerapkan Zero Trust, padahal hanya pakai MFA.
Namun, jika dipahami dan dijalankan dengan benar, Zero Trust bukan omong kosong, tapi pendekatan keamanan yang efektif dan dibutuhkan.
Bukti bahwa Zero Trust Adalah Solusi Nyata
1. Menjawab Tantangan Modern
-
Kerja remote
-
Cloud computing
-
Ancaman dari dalam (insider threat)
Semua ini tidak bisa dihadapi dengan model keamanan tradisional. Zero Trust hadir sebagai solusi yang relevan dan fleksibel.
2. Sudah Diterapkan oleh Perusahaan Besar
-
Google: “BeyondCorp” sebagai model Zero Trust
-
Microsoft, IBM, dan Cisco: menawarkan solusi Zero Trust lengkap
-
Pemerintah AS: mewajibkan lembaga federal menerapkannya
3. Bekerja di Dunia Nyata
-
Mencegah penyalahgunaan akun
-
Mengurangi risiko data breach
-
Membantu memenuhi regulasi data dan keamanan
Apa yang Harus Dilakukan Agar Zero Trust Bukan Sekadar Kata-Kata?
Agar Zero Trust menjadi strategi nyata, bukan hanya slogan, perusahaan perlu:
-
Memahami prinsip dasarnya – bukan hanya beli alat, tapi ubah cara pikir.
-
Menerapkan secara bertahap – mulai dari autentikasi ketat (MFA), lalu ke kontrol akses, pemantauan, hingga segmentasi.
-
Evaluasi dan edukasi tim secara berkala – Zero Trust bukan proyek sekali jalan, tapi proses berkelanjutan.
-
Gunakan teknologi yang mendukung, tapi fokus tetap pada strategi dan kebijakan.
Waspadai “Zero Trust Palsu”
Hati-hati dengan produk atau vendor yang hanya menjual alat keamanan biasa dengan label “Zero Trust”.
Zero Trust bukan produk, tapi kerangka kerja yang terdiri dari:
-
Proses
-
Teknologi
-
Manajemen risiko
-
Perubahan budaya keamanan
Kesimpulan
Zero Trust bisa saja jadi buzzword jika hanya dijadikan jargon marketing tanpa implementasi nyata. Tapi jika dilakukan dengan strategi yang tepat, Zero Trust adalah solusi kuat untuk menghadapi ancaman digital masa kini.
Jadi, jawabannya:
Zero Trust adalah solusi nyata — jika dipahami dan diterapkan dengan benar.
Penulis : Alfira Melani Putri
Nim : 23156201006
Jurusan : Sistem Komputer STMIK Catur Sakti Kendari