Cloud computing kini menjadi tulang punggung operasional banyak perusahaan. Aplikasi bisnis, data pelanggan, dan kolaborasi karyawan—semuanya kini banyak bergantung pada layanan cloud seperti Google Workspace, Microsoft 365, AWS, dan lainnya.

Tapi di balik kemudahan itu, ada tantangan besar: keamanan.
Karena data kini tidak lagi berada di “dalam” kantor, pendekatan keamanan lama sudah tidak cukup. Inilah mengapa Zero Trust bukan lagi pilihan tambahan, tapi keharusan mutlak di era cloud.

Mengapa Cloud Membuat Keamanan Jadi Rumit?

Dulu, data dan sistem hanya bisa diakses dari jaringan kantor. Sekarang:

  • Data ada di cloud, bisa diakses dari mana saja

  • Karyawan bisa kerja dari rumah, kafe, atau luar negeri

  • Banyak aplikasi pihak ketiga yang terhubung dengan data bisnis

  • Ancaman seperti phishing, ransomware, dan penyalahgunaan akun makin sering terjadi

Dengan kondisi ini, tidak ada lagi “tembok” jaringan yang bisa sepenuhnya melindungi data.

Apa Itu Zero Trust dan Kenapa Penting di Cloud?

Zero Trust adalah pendekatan keamanan yang berpijak pada prinsip:

“Jangan langsung percaya siapa pun, selalu verifikasi.”

Cocok untuk cloud karena:

  • Akses ke data bisa datang dari mana saja dan siapa saja

  • Cloud tidak punya perimeter fisik seperti jaringan kantor

  • Setiap akses perlu dicek dan dibatasi sesuai peran

Bagaimana Zero Trust Membantu Mengamankan Cloud?

Berikut beberapa fitur utama Zero Trust yang sangat efektif di cloud:

  1. Multi-Factor Authentication (MFA)
    ➤ Login ke akun cloud tidak hanya pakai password, tapi juga kode OTP, sidik jari, dll.

  2. Kontrol Akses Berdasarkan Peran (Role-Based Access Control)
    ➤ Hanya pengguna tertentu yang bisa akses data tertentu. Tidak semua bisa lihat semuanya.

  3. Verifikasi Perangkat dan Lokasi
    ➤ Jika seseorang login dari perangkat baru atau negara lain, sistem bisa meminta verifikasi tambahan atau menolak akses.

  4. Pemantauan Aktivitas Real-Time
    ➤ Semua aktivitas pengguna di cloud dipantau—kalau ada yang mencurigakan, bisa langsung diblokir.

  5. Segmentasi Akses Aplikasi Cloud
    ➤ Setiap aplikasi dan layanan cloud diisolasi. Jika satu disusupi, lainnya tetap aman.

Apa Risiko Jika Tidak Menggunakan Zero Trust di Cloud?

Tanpa Zero Trust, perusahaan berisiko:

  • Data sensitif mudah diakses jika akun diretas

  • Sulit melacak aktivitas mencurigakan

  • Sulit memenuhi regulasi data seperti GDPR atau UU PDP

  • Rawan serangan phishing, social engineering, dan insider threat

Langkah Memulai Zero Trust di Lingkungan Cloud

  1. Terapkan MFA untuk semua akun cloud

  2. Gunakan sistem IAM (Identity & Access Management)

  3. Pantau login dan aktivitas pengguna cloud

  4. Batasi akses berdasarkan pekerjaan, bukan jabatan

  5. Edukasi tim tentang keamanan cloud dan phishing

Kesimpulan

Cloud membuat kerja lebih cepat dan fleksibel. Tapi juga membuka celah keamanan baru.
Karena itu, Zero Trust bukan sekadar strategi tambahan—tapi fondasi wajib di era cloud computing.

Dengan Zero Trust, perusahaan dapat:

  • Melindungi data penting di cloud

  • Mencegah akses ilegal dan penyalahgunaan akun

  • Menjaga kepercayaan pelanggan dan patuh terhadap regulasi

Di era cloud, keamanan tidak lagi tentang “dalam atau luar jaringan”, tapi tentang siapa, dari mana, dan kenapa mereka mengakses.