Studi Kasus: NIST Cybersecurity Framework untuk Keamanan Data di Perbankan

I. Pendahuluan

Dunia perbankan sangat bergantung pada sistem informasi untuk melayani nasabah. Transaksi dilakukan secara digital, mulai dari mobile banking, ATM, hingga internet banking. Namun, semakin canggih sistem perbankan, semakin besar pula risiko serangan siber, seperti pencurian data, penipuan online, dan peretasan akun.

Untuk itu, sektor perbankan memerlukan kerangka kerja keamanan yang kuat dan fleksibel. Salah satu kerangka yang banyak digunakan adalah NIST Cybersecurity Framework (CSF) yang disusun oleh National Institute of Standards and Technology (NIST). Framework ini membantu bank mencegah, mendeteksi, menangani, dan memulihkan serangan siber secara sistematis.

Artikel ini menyajikan studi kasus tentang penerapan NIST CSF dalam menjaga keamanan data pada institusi perbankan.

II. Apa Itu NIST Cybersecurity Framework?

NIST CSF adalah panduan yang bertujuan untuk membantu organisasi dalam mengelola dan mengurangi risiko keamanan siber. Framework ini terdiri dari lima fungsi utama:

  1. Identify (Mengidentifikasi)

  2. Protect (Melindungi)

  3. Detect (Mendeteksi)

  4. Respond (Merespons)

  5. Recover (Memulihkan)

Kelima fungsi ini bekerja seperti siklus berkelanjutan untuk membangun sistem pertahanan siber yang efektif.

III. Tantangan Keamanan Siber di Dunia Perbankan

Beberapa tantangan umum yang dihadapi perbankan terkait keamanan data meliputi:

  • Serangan phishing terhadap nasabah.

  • Akses ilegal ke sistem perbankan oleh peretas.

  • Kebocoran data pribadi dan transaksi nasabah.

  • Karyawan yang lalai dalam penggunaan data sensitif.

Dengan tantangan tersebut, penerapan kerangka kerja seperti NIST CSF menjadi kebutuhan penting.

IV. Studi Kasus: Penerapan NIST CSF pada Bank XYZ

Latar Belakang

Bank XYZ adalah bank swasta nasional yang mengalami insiden kebocoran data nasabah pada tahun 2022. Data seperti nama, nomor rekening, dan riwayat transaksi tersebar di internet akibat celah keamanan pada aplikasi mobile banking.

Setelah insiden tersebut, manajemen memutuskan untuk mengadopsi NIST Cybersecurity Framework sebagai bagian dari strategi perbaikan dan perlindungan jangka panjang.

Langkah Implementasi

1. Identify (Mengidentifikasi)

  • Bank membuat daftar semua aset digital, termasuk sistem core banking, aplikasi, dan database nasabah.

  • Risiko terhadap masing-masing sistem diidentifikasi, termasuk kemungkinan akses tidak sah.

2. Protect (Melindungi)

  • Implementasi autentikasi dua faktor (2FA) pada aplikasi mobile banking.

  • Pelatihan keamanan data bagi karyawan cabang dan pusat.

  • Enkripsi data sensitif di semua server.

3. Detect (Mendeteksi)

  • Bank memasang sistem monitoring yang dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan, seperti login dari lokasi yang tidak biasa.

  • Notifikasi otomatis jika ada anomali dalam sistem transaksi.

4. Respond (Merespons)

  • Dibentuk tim tanggap insiden siber (Computer Security Incident Response Team / CSIRT).

  • SOP dibuat untuk menangani serangan, seperti pemblokiran akses dan penyampaian informasi ke regulator.

5. Recover (Memulihkan)

  • Bank mengaktifkan sistem pemulihan data dari backup saat insiden terjadi.

  • Setelah serangan, sistem diperbaiki dan kelemahan keamanan ditutup.

  • Nasabah diberikan notifikasi dan edukasi untuk menghindari serangan ulang.

V. Hasil dan Dampak

Beberapa hasil dari penerapan NIST CSF di Bank XYZ:

  • Tidak ada lagi insiden besar selama 12 bulan setelah implementasi.

  • Respon terhadap percobaan peretasan meningkat 3x lebih cepat.

  • Kepercayaan nasabah meningkat, dibuktikan dengan naiknya jumlah pengguna mobile banking.

  • Bank berhasil memenuhi standar kepatuhan regulator seperti OJK dan BI.

VI. Kesimpulan 

Kesimpulan

Penerapan NIST Cybersecurity Framework terbukti membantu Bank XYZ dalam membangun sistem keamanan yang lebih kuat. Dengan mengatur proses dari identifikasi hingga pemulihan, bank mampu mengelola risiko siber secara lebih baik.

Nama : Yulianti Rahmini
NIM    : 23156201020
Jurusan : Sistem Komputer, STMIK Catur Sakti Kendari