Kita hidup di dunia yang semakin terhubung. Internet ada di mana-mana, dan sekarang, kecerdasan buatan (AI) juga mulai ada di mana-mana. AI membantu kita melakukan banyak hal, dari mencari informasi sampai mengendarai mobil. Tapi, bagaimana jika AI ini digunakan untuk hal yang tidak baik, seperti menipu orang? Artikel ini akan membahas bagaimana AI bisa dipakai untuk social engineering, yaitu cara licik untuk memanipulasi orang, dan bagaimana kita bisa melindungi diri.

 

Apa Itu Social Engineering?

Pernah dengar soal social engineering (SE)? Ini adalah cara para penipu memanfaatkan psikologi manusia. Mereka tidak menyerang komputer secara langsung, tapi menyerang kita, si pengguna komputer. Tujuannya adalah membuat kita tanpa sadar memberikan informasi penting atau melakukan sesuatu yang merugikan.

Bayangkan saja, ada banyak cara klasik yang dipakai penipu:

  • Phishing: Ini yang paling sering kita dengar. Kamu mungkin menerima email palsu yang pura-pura dari bank atau perusahaan terkenal, padahal tujuannya mencuri data loginmu. Ada juga SMS atau telepon penipuan yang serupa.
  • Pretexting: Penipu membuat cerita atau alasan palsu untuk mendapatkan informasi darimu. Misalnya, mereka pura-pura jadi petugas teknisi yang butuh passwordmu.
  • Baiting: Penipu meninggalkan “umpan” seperti flash drive yang terinfeksi di tempat umum. Jika kamu mengambilnya dan mencolokkannya ke komputer, data kamu bisa dicuri.

Mengapa cara-cara ini berhasil? Karena penipu tahu bagaimana memanfaatkan sifat manusia: rasa ingin tahu, takut, terburu-buru, atau bahkan keinginan untuk membantu.

 

Ketika AI Memperkuat Social Engineering

Sekarang, bayangkan jika para penipu ini punya AI di pihak mereka. AI membuat serangan social engineering jadi jauh lebih canggih dan berbahaya.

Ini beberapa kemampuan AI yang bisa dimanfaatkan:

  • Bicara dan Menulis Seperti Manusia (NLP): AI bisa membuat email, pesan, atau bahkan percakapan telepon yang sangat meyakinkan. Mereka bisa menyesuaikan gaya bahasa agar terdengar seperti teman atau rekan kerja kamu. Ini membuat phishing jadi lebih sulit dibedakan dari pesan asli.
  • Belajar dari Data (Machine Learning): AI bisa menganalisis banyak data tentang kamu (dari media sosial atau informasi yang bocor di internet) untuk tahu apa saja kelemahanmu. Mereka bisa memprediksi bagaimana kamu akan bereaksi dan menyesuaikan taktik penipuan mereka.
  • Wajah dan Suara Palsu (Deepfake dan Voice Cloning): Ini yang paling menyeramkan. AI bisa membuat video atau rekaman suara palsu yang terlihat dan terdengar sangat mirip dengan orang sungguhan, bahkan orang yang kamu kenal! Bayangkan kamu menerima panggilan video dari bosmu yang palsu, meminta kamu mentransfer uang.
  • Otomatis dan Skala Besar: Dengan AI, penipu bisa melancarkan serangan ke ribuan atau jutaan orang secara bersamaan, dan setiap serangan bisa terasa sangat personal.

Jadi, skenario serangan AI ini bisa jadi seperti ini: Kamu mendapat pesan dari “teman”mu yang meminta bantuan mendesak, tapi pesan itu ditulis oleh AI. Atau, kamu menerima panggilan video dari “atasan”mu yang sebenarnya adalah deepfake, dan dia meminta data rahasia perusahaan.

 

Tantangan Baru yang Kita Hadapi

Serangan social engineering dengan bantuan AI ini menciptakan masalah baru:

  • Sulit Dikenali: Pesan, panggilan, atau video palsu jadi sangat mirip dengan yang asli. Sulit membedakan mana yang bohong dan mana yang benar.
  • Sangat Cepat dan Massif: Penipu bisa menyerang banyak orang dalam waktu singkat.
  • Sulit Dilacak: Karena yang melakukan adalah AI, pelakunya jadi lebih sulit ditemukan.
  • Makin Jauh Menyakiti: AI bisa memanfaatkan emosi kita dengan lebih akurat, membuat kita lebih mudah terperangkap.

 

Bagaimana Kita Melindungi Diri?

Kita tidak bisa tinggal diam. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri di era AI ini:

  • Belajar dan Waspada: Ini yang paling penting! Selalu curiga dengan pesan atau panggilan yang meminta informasi pribadi atau mendesakmu melakukan sesuatu. Cari tahu tentang trik-trik social engineering terbaru.
  • Cek dan Ricek: Jika ada pesan penting atau permintaan aneh, coba konfirmasi langsung ke orangnya lewat cara yang berbeda (misalnya, telepon langsung, jangan balas email yang sama).
  • Perhatikan Detail Aneh: Deepfake dan voice cloning belum sempurna. Perhatikan detail kecil di video atau suara yang terasa tidak pas.
  • Pakai Teknologi Pelindung:
    • Autentikasi Dua Faktor (2FA): Selalu gunakan 2FA untuk akun-akun penting. Jadi, meskipun penipu tahu passwordmu, mereka butuh kode dari HP-mu untuk masuk.
    • Filter Email dan Keamanan Jaringan: Pastikan emailmu punya filter spam yang bagus, dan jaringan internetmu aman.
    • Alat Pendeteksi Deepfake: Beberapa perusahaan sedang mengembangkan alat untuk mendeteksi video atau suara palsu.
  • Berbagi Informasi dan Aturan: Kita harus saling berbagi informasi tentang ancaman baru. Pemerintah dan perusahaan teknologi juga perlu membuat aturan yang jelas tentang penggunaan AI agar tidak disalahgunakan.

 

Kesimpulan

AI memang membawa banyak kemajuan, tapi juga membuka pintu bagi ancaman baru. Social engineering yang diperkuat AI adalah salah satu ancaman paling serius yang harus kita waspadai. Dengan terus belajar, selalu waspada, dan memanfaatkan teknologi perlindungan, kita bisa lebih aman di dunia digital yang semakin canggih ini. Jangan biarkan bot belajar memanipulasi kita!

Penulis : Yadu Nandana Das

Nim : 23156201013

Jurusan : Sistem Komputer STMIK Catur Sakti Kendari