• Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

  • Di balik kemudahan komunikasi dan hiburan, media sosial juga menjadi lahan subur bagi para pelaku kejahatan siber.

  • Salah satu modus yang marak adalah phishing, yaitu penipuan untuk mencuri informasi pribadi melalui trik rekayasa sosial.

Tujuan artikel:

  • Memberikan pemahaman tentang phishing di media sosial.

  • Mengungkap modus-modus baru yang sering digunakan.

  • Memberi tips agar pengguna lebih waspada dan bisa melindungi diri.

Apa Itu Phishing di Media Sosial?

  • Definisi phishing secara umum: teknik manipulasi untuk mendapatkan data pribadi (password, OTP, data finansial).

  • Phishing di media sosial adalah versi yang memanfaatkan platform seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, TikTok, X (Twitter), dll.

  • Perbedaannya dengan email phishing: lebih personal, santai, dan menyusup ke interaksi harian.

Modus-Modus Baru Phishing di Media Sosial

1. Akun Palsu Mengaku Sebagai Teman/Publik Figur

  • Akun kloningan menghubungi korban dan meminta bantuan atau menawarkan hadiah.

  • Sering terlihat sangat meyakinkan dengan foto, bio, dan postingan yang mirip akun asli.

2. Link Berbahaya di Kolom Komentar atau DM

  • Korban diarahkan klik tautan hadiah, giveaway palsu, atau undangan event.

  • Link mengarah ke situs login palsu untuk mencuri username dan password.

3. Pesan “Verified Account” atau “Pelanggaran Hak Cipta”

  • Akun palsu mengaku dari pihak resmi platform (misal Instagram) dan mengancam akan menonaktifkan akun.

  • Korban diminta klik link untuk “mengajukan banding” — padahal itu jebakan.

4. Tawaran Kerja Sama Palsu untuk Influencer

  • Target adalah pemilik akun dengan followers cukup banyak.

  • Penipu menyamar sebagai brand dan mengirimkan kontrak palsu atau link “katalog produk” berisi malware.

5. Phishing Bermodus Kuis dan Giveaway

  • Kupon palsu, kode voucher, atau hadiah tunai yang mengarahkan korban untuk mengisi data pribadi.

Mengapa Media Sosial Menjadi Target Utama?

  • Pengguna cenderung lebih percaya pada akun yang mereka kenal atau ikuti.

  • Data pribadi banyak tersebar: nama lengkap, email, nomor telepon, lokasi, hobi, dll.

  • Interaksi cepat dan informal membuat pengguna sering ceroboh atau lengah.

Dampak Serangan Phishing di Media Sosial

  • Kehilangan akun pribadi atau akun bisnis.

  • Pencurian identitas untuk tindak kejahatan lanjutan.

  • Kerugian finansial (transfer uang, penyalahgunaan e-wallet).

  • Reputasi buruk jika akun digunakan untuk menipu orang lain.

Cara Mengenali dan Mencegah Phishing di Media Sosial

1. Waspadai Akun Palsu

  • Periksa handle, foto profil, dan jumlah pengikut.

  • Verifikasi langsung lewat platform lain jika ragu.

2. Jangan Klik Sembarangan

  • Hati-hati terhadap link dari DM atau komentar mencurigakan.

  • Gunakan tools preview link atau pastikan domain resmi.

3. Aktifkan Keamanan Tambahan

  • Gunakan autentikasi dua faktor (2FA).

  • Perbarui password secara berkala dan jangan gunakan password yang sama untuk semua akun.

4. Laporkan dan Blokir Akun Mencurigakan

  • Gunakan fitur pelaporan yang disediakan oleh platform.

  • Edukasi teman atau keluarga jika ada yang menjadi korban.

5. Edukasi Diri dan Lingkungan

  • Ikuti akun resmi keamanan digital.

  • Bagikan info soal modus baru agar lebih banyak orang terhindar.

Kesimpulan

Penjelasan:

  • Phishing di media sosial semakin berkembang dan menyasar siapa saja.

  • Modus-modus baru terus muncul dan makin sulit dikenali.

  • Kewaspadaan, edukasi, dan penggunaan fitur keamanan adalah kunci utama agar tidak menjadi korban.

Penulis: Fuji anggara

NIM: 23156201014

Jurusan: Sistem Komputer, STIMIK Catur Sakti Kendari