I. Pendahuluan
Dalam lanskap keamanan siber, berbagai jenis serangan mengintai sistem digital—dari pencurian data, malware, hingga rekayasa sosial. Namun, salah satu jenis serangan yang semakin ditakuti oleh banyak organisasi dan penyedia layanan digital adalah Denial of Service (DoS). Serangan ini tidak mencuri data, tidak merusak file, dan seringkali tidak meninggalkan jejak fisik. Namun efeknya sangat nyata: melumpuhkan layanan dan membuat pengguna kehilangan akses secara tiba-tiba.
Lantas, mengapa serangan DoS dianggap sebagai momok berbahaya dalam dunia siber? Artikel ini akan membahas alasan-alasannya secara komprehensif.
II. Apa Itu Denial of Service (DoS)?
Denial of Service adalah serangan yang dilakukan dengan membanjiri server, aplikasi, atau jaringan dengan lalu lintas data secara berlebihan hingga tidak dapat merespons permintaan yang sah. Akibatnya, layanan menjadi tidak tersedia bagi pengguna sebenarnya.
Dalam bentuk yang lebih kompleks, serangan ini disebut Distributed Denial of Service (DDoS), di mana ribuan hingga jutaan perangkat dikendalikan dari jarak jauh (botnet) untuk menyerang target secara bersamaan.
III. Mengapa DoS Menjadi Momok?
1. Kemampuannya Melumpuhkan Sistem Secara Total
Serangan DoS dapat melumpuhkan situs web, aplikasi, hingga infrastruktur penting seperti sistem pembayaran atau layanan publik. Dalam beberapa kasus, hanya dalam hitungan menit, seluruh layanan menjadi tidak bisa diakses.
2. Dampak Finansial yang Signifikan
Downtime akibat DoS bisa merugikan perusahaan jutaan rupiah hingga miliaran per jam. Selain kerugian langsung, reputasi bisnis pun bisa rusak, menyebabkan pelanggan berpindah ke layanan lain.
3. Sulit Dilacak dan Dihentikan
Terutama dalam bentuk DDoS, serangan berasal dari banyak titik (ribuan alamat IP), sehingga sulit mengidentifikasi pelaku atau menghentikan serangan dengan cepat. Penyerang bisa menggunakan perangkat orang lain tanpa disadari pemiliknya.
4. Mudah Dilakukan dengan Biaya Rendah
Dengan alat dan layanan DDoS yang kini bisa dibeli di dark web atau bahkan diperoleh secara gratis, siapa pun dengan sedikit pengetahuan teknis bisa melancarkan serangan. Ini membuat DoS menjadi senjata yang populer di kalangan hacker pemula maupun profesional.
5. Digunakan sebagai Alat Tekanan atau Ancaman
Beberapa pelaku menggunakan DoS untuk memeras perusahaan, dengan mengancam akan melancarkan serangan jika permintaan tidak dipenuhi. Dalam dunia politik atau sosial, DoS juga digunakan untuk menurunkan situs pemerintahan atau media tertentu.
6. Serangan yang “Sederhana Tapi Mematikan”
Berbeda dengan serangan yang rumit seperti eksploitasi zero-day atau advanced persistent threats (APT), DoS hanya perlu membanjiri sistem dengan trafik berlebih. Namun akibatnya bisa setara atau bahkan lebih parah, terutama jika targetnya adalah layanan penting.
IV. Contoh Nyata Dampak Serangan DoS
-
GitHub (2018)
Platform pengembang ini sempat down akibat DDoS sebesar 1,35 Tbps—salah satu yang terbesar dalam sejarah. -
Dyn DNS (2016)
Serangan terhadap penyedia layanan DNS ini menyebabkan banyak situs besar seperti Twitter, Netflix, dan Reddit tidak bisa diakses selama berjam-jam. -
Situs Pemerintah dan Layanan Kesehatan
Beberapa situs pemerintahan di berbagai negara juga sempat lumpuh akibat serangan DoS, termasuk selama masa krisis COVID-19.
V. Bagaimana Dunia Menanggapi Ancaman Ini?
Untuk menghadapi serangan DoS, banyak perusahaan dan pemerintah kini:
-
Menggunakan layanan proteksi DDoS berbasis cloud (Cloudflare, AWS Shield, Akamai).
-
Memperkuat infrastruktur server dan bandwidth.
-
Menerapkan sistem deteksi dini dan respons otomatis.
-
Membentuk tim keamanan siber khusus dan menyusun protokol mitigasi serangan.
Namun, karena sifatnya yang dinamis dan mudah dimodifikasi, ancaman DoS tetap menjadi tantangan besar bagi dunia siber.
VI. Kesimpulan
Denial of Service adalah bentuk serangan yang sederhana secara konsep, namun berbahaya secara dampak. Ia dapat menjatuhkan sistem besar tanpa mencuri sebyte pun data. Inilah yang membuatnya menjadi “momok” dalam dunia siber modern—menakutkan karena bisa datang kapan saja, dari mana saja, dan sulit dihadapi jika tidak ada kesiapan yang memadai.
Menghadapi serangan ini butuh pendekatan menyeluruh: dari teknologi, kesadaran manajemen, kesiapan tim IT, hingga kebijakan dan kolaborasi internasional dalam keamanan digital.
NAMA : FAHRUL DERMANSYAH
NIM : 23156201011
PRODI:SISTEM KOMPUTER STMIK CATUR SAKTI KENDARI