Di zaman sekarang, serangan siber semakin sering terjadi dan semakin canggih. Banyak organisasi, perusahaan, bahkan instansi pemerintahan menjadi korban. Salah satu teknik penting yang sering digunakan dalam serangan ini adalah privilege escalation.

Privilege escalation memungkinkan penyerang untuk mengambil alih kendali penuh atas sistem komputer. Padahal awalnya, mereka mungkin hanya memiliki akses terbatas. Artikel ini akan membahas apa itu privilege escalation, bagaimana teknik ini bekerja dalam serangan nyata, dan bagaimana cara mencegahnya.

 

Apa Itu Privilege Escalation?

Privilege escalation adalah proses meningkatkan hak akses pengguna dalam sistem komputer. Misalnya, seorang pengguna biasa seharusnya hanya bisa membuka dokumen dan menjalankan aplikasi. Tapi dengan teknik privilege escalation, ia bisa berubah menjadi administrator yang bebas melakukan apa saja, seperti menghapus file penting atau mengakses data rahasia.

Teknik ini sering dipakai penyerang setelah mereka berhasil masuk ke sistem. Tujuannya adalah agar mereka bisa mengendalikan sistem sepenuhnya.

 

Privilege Escalation dalam Rantai Serangan Siber

Dalam serangan siber modern, privilege escalation biasanya bukan langkah pertama. Penyerang biasanya masuk ke sistem melalui:

  • Phishing (email palsu)
  • Malware (virus atau trojan)
  • Exploit (memanfaatkan celah keamanan)

Setelah berhasil masuk, mereka menggunakan privilege escalation untuk mendapatkan akses lebih tinggi. Dengan begitu, mereka bisa:

  • Mencuri data lebih banyak
  • Memasang ransomware
  • Menghapus jejak agar tidak mudah terdeteksi

Jadi, privilege escalation bisa disebut sebagai tahapan penting setelah berhasil masuk ke sistem.

 

Teknik-Teknik Privilege Escalation yang Digunakan Saat Ini

Penyerang menggunakan berbagai teknik untuk melakukan privilege escalation, seperti:

  1. Eksploitasi Bug di Sistem Operasi
    Mereka mencari celah keamanan (vulnerability) yang bisa dimanfaatkan untuk naik level akses.
  2. File dengan Izin yang Salah
    Misalnya, file penting bisa dibaca atau ditulis oleh semua pengguna. Penyerang bisa memodifikasi atau menyalin file tersebut.
  3. Mencuri Password atau Token
    Penyerang bisa mengambil data login dari memori atau file sistem, lalu masuk sebagai admin.
  4. Bypass Sistem Keamanan
    Contohnya, melewati konfirmasi keamanan di Windows (UAC) atau menghindari perlindungan di Linux.
  5. Menggunakan Tools Otomatis
    Ada banyak alat yang dibuat khusus untuk mencari kelemahan sistem, seperti:

    • winPEAS dan PowerUp untuk Windows
    • linPEAS dan Lynis untuk Linux

Tools ini membantu penyerang menemukan jalan untuk naik level dalam waktu singkat.

 

Studi Kasus Serangan Siber yang Melibatkan Privilege Escalation

Banyak serangan besar di dunia menggunakan privilege escalation sebagai bagian dari aksinya.

Contohnya:

  • Serangan SolarWinds (2020)
    Penyerang berhasil menyusup ke sistem perusahaan dan melakukan privilege escalation. Mereka mendapatkan akses tingkat tinggi di banyak jaringan pemerintah dan perusahaan besar.
  • WannaCry (2017)
    Ransomware ini menyebar cepat dengan memanfaatkan kelemahan sistem Windows. Setelah masuk, ia meningkatkan hak akses untuk mengenkripsi semua file korban.

Dalam dua kasus ini, privilege escalation menjadi kunci agar serangan bisa berjalan luas dan merusak.

 

Tanda-tanda Privilege Escalation di Sistem

Kita bisa mengenali jika privilege escalation sedang terjadi di sistem dengan tanda-tanda seperti:

  • Akun biasa tiba-tiba memiliki hak akses tinggi
  • Ada program yang berjalan sebagai admin tanpa izin
  • File atau pengaturan sistem berubah sendiri
  • Ada aktivitas mencurigakan di log atau catatan sistem
  • Perubahan akun pengguna secara tidak wajar

 

Cara Mengantisipasi dan Melacak Privilege Escalation

Berikut beberapa cara untuk mencegah dan mendeteksi privilege escalation:

  1. Audit Hak Akses Secara Rutin
    Periksa siapa yang punya akses apa. Pastikan tidak ada akun yang punya akses terlalu luas.
  2. Pantau Aktivitas Sistem
    Gunakan alat seperti SIEM (Security Information and Event Management) atau log monitoring untuk mendeteksi keanehan.
  3. Gunakan Prinsip Least Privilege
    Berikan hak akses sesuai kebutuhan saja. Jangan berikan akses admin kalau tidak perlu.
  4. Selalu Update Sistem dan Aplikasi
    Patch terbaru biasanya memperbaiki celah yang bisa digunakan untuk privilege escalation.
  5. Edukasi Pengguna dan Tim IT
    Pengguna yang waspada lebih kecil kemungkinannya untuk jadi korban awal serangan.

 

Kesimpulan

Privilege escalation adalah langkah penting yang sering dipakai dalam serangan siber modern. Walaupun terlihat seperti tahap “lanjutan”, sebenarnya ia bisa terjadi karena hal-hal kecil seperti kesalahan pengaturan atau sistem yang belum di-update.

Dengan memahami bagaimana teknik ini bekerja dan bagaimana cara mencegahnya, kita bisa membuat sistem lebih aman dan sulit ditembus. Keamanan bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kebiasaan dan kewaspadaan.

 

 

Nama: Damarudin
NIM: 23156201034
Prodi: Sistem Komputer