Pendahuluan

Di era digital, belanja online semakin populer. Tapi di balik kemudahannya, muncul juga berbagai penipuan online shop. Banyak orang tertipu: barang tidak dikirim, toko tiba-tiba hilang, atau penjual memblokir pembeli setelah menerima uang.

Untungnya, di balik layar, ada ilmu yang bisa membantu menyelidiki kasus seperti ini, yaitu digital forensic. Dari laporan korban, digital forensic bisa mencari dan menemukan bukti digital untuk mengungkap pelaku.

Bagaimana Penipuan Online Shop Terjadi?

Penipuan bisa terjadi dalam banyak bentuk, misalnya:

  • Toko palsu di media sosial atau marketplace
  • Penjual yang menipu lewat transfer langsung
  • Foto produk bagus, tapi barang tidak dikirim
  • Akun penjual tiba-tiba tidak bisa dihubungi
  • Pelaku pakai nama palsu, nomor HP baru, dan akun fiktif

Langkah Awal: Korban Melapor

Korban biasanya melapor ke:

  • Polisi siber (Cyber Crime Unit)
  • Situs aduan konsumen (seperti cekrekening.id)
  • Platform tempat transaksi (marketplace atau media sosial)

Setelah laporan masuk, penyidik mulai mencari jejak digital pelaku.

Bagaimana Digital Forensic Membantu?

Digital forensic membantu dari sisi teknis untuk mencari bukti digital seperti:

βœ… 1. Melacak Nomor Rekening

  • Ahli forensik bekerja sama dengan bank untuk menelusuri siapa pemilik rekening.
  • Bila pelaku pakai rekening palsu, penyidik akan minta data transaksi lengkap dari pihak bank.

βœ… 2. Menelusuri IP Address dan Lokasi

  • Jika transaksi atau komunikasi terjadi lewat aplikasi atau web, jejak IP address bisa direkam.
  • IP bisa menunjukkan lokasi dan perangkat yang digunakan pelaku.

βœ… 3. Analisis Chat dan Bukti Transaksi

  • Percakapan di WhatsApp, Instagram, Facebook, atau marketplace bisa menjadi bukti digital.
  • Termasuk: bukti transfer, foto produk, chat ancaman atau pengakuan.

βœ… 4. Menelusuri Jejak Akun Media Sosial

  • Pelaku sering pakai akun palsu, tapi tetap meninggalkan jejak: email, nomor HP, aktivitas posting.
  • Forensik bisa meminta data ke platform (dengan izin hukum).

Contoh Kasus Nyata

πŸ“Œ Kasus Penipuan di Instagram (2022)
Seorang korban membeli baju lewat akun Instagram. Setelah mentransfer uang, penjual menghilang.
Ahli forensik:

  • Menelusuri nomor rekening
  • Melacak akun pelaku dari email & IP
  • Menemukan bahwa pelaku juga menipu belasan korban lain dengan cara yang sama

Pelaku akhirnya ditangkap dengan bukti digital yang lengkap.

Tantangan Penyelidikan

⚠️ Pelaku Menghapus Akun
Akun bisa hilang, tapi data jejak tetap ada di server dan bisa diminta secara resmi.

⚠️ Pelaku Gunakan Identitas Palsu
Nomor HP sekali pakai, akun email palsu, dan nama samaran bisa menyulitkan penyelidikan.

⚠️ Kurangnya Bukti dari Korban
Korban sering lupa menyimpan bukti chat, bukti transfer, atau nomor rekening.

Tips Agar Tidak Jadi Korban

πŸ›‘ Jangan langsung percaya harga yang terlalu murah
πŸ›‘οΈ Gunakan marketplace resmi dengan sistem escrow (uang ditahan sampai barang diterima)
πŸ“· Simpan semua bukti chat dan transfer
πŸ”Ž Cek dulu reputasi toko di Google atau situs aduan konsumen
πŸ“ž Hindari transfer langsung ke rekening pribadi

Kesimpulan

Penipuan online shop memang merugikan, tapi dengan bantuan digital forensic, pelaku tetap bisa dilacak. Dari laporan sederhana, penyidik bisa menemukan jejak digital berupa rekening, IP address, hingga aktivitas online pelaku.

β€œSetiap penipu digital meninggalkan jejak β€” tugas digital forensic adalah menemukannya.”

Nama : Usni pebriyanti dewi makasau

Nim : 23156201036

Jurusan : Sistem Komputer