Home Berita Jamiluddin Ritonga: Luhut Jangan Main Ancam dan Sampaikan Pesan Menakutkan

Jamiluddin Ritonga: Luhut Jangan Main Ancam dan Sampaikan Pesan Menakutkan

4 min read
1
0
348
Koordinator PPKM Darurat Jawa – Bali, Luhut Binsar Panjaitan.

JAKARTA, PUBLIKSULTRA.ID – Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga melihat terlalu banyak pesan-pesan menakutkan atau ancaman terkait penanganan Covid-19 yang disampaikan Koordinator PPKM Darurat Jawa – Bali Luhut Binsar Panjaitan.

“Pesan menakutkan dan ancaman ini juga disampaikan Luhut kepada kepala daerah dan penjual obat. Masyarakat juga disuguhi pesan yang menakutkan terkait bahaya varian virus corona,” kata penulis buku Tipologi Pesan Persuasif itu kepada Harianhaluan.com, Minggu (4/7/2021).

Pada hal menurut Jamil, pesan-pesan ancaman dan menakutkan dalam berbagai penelitian dapat menimbulkan bumerang. Penerima pesan dapat menjadi imun sehingga mengabaikan pesan yang diterimanya.

Baca Juga : Jubir Benarkan Luhut Pernah Didatangi Kader Demokrat: Beda Pembahasan dengan Moeldoko

Selain itu, kata penulis buku Riset Kehumasan itu, pesan menakutkan dan ancaman juga tidak sesuai di negara demokrasi. Di negara paham ini seyogyanya pesan persuasif yang diutamakan.

“Jadi, dalam penanganan Covid-19 seyogyanya mengajak masyarakat dengan pesan persuasif. Masyarakat diajak berpartisipasi untuk tinggal di rumah dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan dengan pesan rasional dan pesan moral. Pesan-pesan semacam ini dapat menyentuh masyarakat untuk secara sukarela mengikuti ajakan pemerintah mengatasi lonjakan kasus Covid-19,” kata Jamil.

Jamil juga menilai Luhut Binsar Panjaitan yang ditunjuk sebagai koordinator PPKM Darurat di Jawa – Bali bukanlah sosok yang kredibel di bidang kesehatan. Karena itu, Luhut harus tahu diri untuk tidak banyak bicara teknis kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan Covid-19.

baca juga : Masuknya TKA China Tak Perlu Dipermasalahkan, Jubir Luhut: Jangan Menyesal Kalau Investor Hengkang

“Untuk mengatasi hal itu, Luhut sebaiknya banyak melibatkan pakar kesehatan dari Kementerian Kesehatan, IDI dan perguruan tinggi. Para pakar inilah yang diminta menyampaikan terkait Covid-19,” saran Jamil.

Menurut Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996 – 1999, koordinasi dengan pimpinan daerah perlu dilakukan lebih intensif agar pelaksanaan PPKM Darurat dapat berjalan sesuai tujuan.

“Luhut jangan menggunakan banyak perintah karena saat ini eranya otonomi daerah. Gubernur, Bupati dan Wali Kota bukan bawahan Luhut. Karena itu, ia tak berhak perintah apalagi mengancam akan memecat pimpinan daerah bila tidak melaksanaka  PPKM Darurat,” kata Jamil.

Luhut kata Jamil, harus menggunakan pola koordinasi yang sesuai dengan semangat otonomi daerah. Dengan begitu, Luhut sebagai Koordinator PPKM Darurat di Jawa – Bali dalam melaksnakan tugasnya tetap pada koridor otonomi daerah. (*)

Reporter : Syafril Amir | Editor : Rahma Nurjana

Load More Related Articles
Load More By Publik Sultra
Load More In Berita

One Comment

  1. […] Baca Juga : Jamiluddin Ritonga: Luhut Jangan Main Ancam dan Sampaikan Pesan Menakutkan […]

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Mengungkap Rahasia Dibalik Teknologi Blockchain

Pendahuluan Pengantar Blockchain adalah teknologi yang semakin populer dan memiliki potens…