Home Berita Ini 3 Sosok Perempuan Indonesia di Bawah Kepemimpinan Jokowi, Penasaran?

Ini 3 Sosok Perempuan Indonesia di Bawah Kepemimpinan Jokowi, Penasaran?

11 min read
0
0
413
Ini 3 Sosok Perempuan Indonesia di Bawah Kepemimpinan Jokowi, Penasaran?
Sri Mulyani

JAKARTA, PUBLIKSULTRA.ID – Dalam kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo terdapat sosok perempuan yang mampu menjadi pemimpin sebuah lembaga dan menteri. Mereka memiliki kemampuan yang mampu mengharumkan nama Indonesia di dalam dan luar negeri. Siapa saja sosok tersebut?

Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi, menjadi salah satu sosok perempuan yang mampu menunjukkan sebagai pemimpin.

Baca Juga: Puan Akui Kinerja DPR Tak Capai Target Selama Pandemi Covid-19

Begitu lulus dari jurusan Hubungan Internasional UGM, Retno langsung lolos beasiswa master dari Kementerian Luar Negeri yang kemudian menjadi lembaga yang membesarkan namanya.

Di usia 30 tahun, Retno sudah ditunjuk menjadi diplomat di Australia. Saat itu, ia dipercaya untuk menjelaskan isu-isu pembantaian warga Timor Leste di Santa Cruz, Dili. Insiden itu sempat diwarnai dengan isu-isu yang memojokkan Indonesia.

Baca Juga: Gawat! Sri Mulyani Sebut Varian Delta Tekan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kerja keras Retno di Kementerian Luar Negeri berbuah manis. Tahun 1997, ia ditunjuk menjadi sekretaris bidang ekonomi di Kedubes Indonesia di Den Haag, Belanda.

Setelah itu, berbagai jabatan di Kemenlu sempat ia emban. Mulai dari Direktur Eropa dan Amerika, Dubes Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, hingga Dirjen Eropa dan Amerika yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di dua benua itu. Sebelum menjadi Menlu, ia merupakan Dubes Indonesia untuk Belanda.

Sepak terjangnya di Kemenlu, ditambah dengan isu ekonomi dan HAM yang menjadi unggulan Retno, berhasil menarik hati Presiden Joko Widodo. Kariernya selama 22 tahun di bidang diplomatik, menobatkannya menjadi menteri luar negeri perempuan pertama di Indonesia.

Prestasi Retno sebagai menteri terlihat saat Indonesia menjadi tuan rumah peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika tahun 2015 lalu. Tak hanya itu, Indonesia juga dipercaya menggelar Pertemuan Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 2016.

Di bawah kepemimpinan Retno pula, Indonesia meneken kerja sama trilateral dengan Malaysia dan Filipina soal keamanan perairan serta penanggulangan terorisme. Di luar negeri, Retno juga memegang peranan penting dalam diplomasi di PBB soal kasus Rohingya.

Puncaknya, Indonesia berhasil terpilih kembali sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Dengan segudang prestasi yang diraih Indonesia di kancah internasional di Era Retno, tak heran, Jokowi kembali mempercayakan jabatan menteri kepada Retno.

Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai bendahara negara terbaik atau Finance Minister of The Year 2019 Global and Asia Pacific dari majalah keuangan The Banker, Rabu (2/1/2019).

Ini merupakan penghargaan kesekian kalinya yang diterima bendahara negara. Sri Mulyani dalam karirnya sudah beberapa kali dinobatkan sebagai penjaga keuangan negara terbaik, baik itu di dunia maupun di negara-negara kawasan.

Pertama kali Sri Mulyani mendapatkan penghargaan yakni pada 18 September 2006 sebagai menteri keuangan terbaik di Asia dalam sidang tahunan Bank Dunia – IMF di Singapura oleh Emerging Market Forum.

Di tahun yang sama, ia juga kembali menyabet gelar penghargaan menteri keuangan terbaik oleh majalan Euro Money. Tahun berikutnya, ia dinobatkan sebagai wanita paling berpengaruh ke 23 di Indonesia versi majalah Globe Asia edisi Oktober 2007.

Ketika pertama kali dilantik sebagai bendahara negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005, ada sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh perempuan kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 silam itu.

Beberapa di antaranya adalah menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman, mengelola utang dengan prinsip kehati-hatian, serta memberikan kepercayaan kepada investor.

Namun, pada 1 Juni 2010 ia memilih untuk bergabung di World Bank sebagai Direktur Pelaksana. Jabatan tersebut ia emban hingga 2016, sebelum akhirnya dipinang Presiden Joko Widodo untuk kembali menjabat sebagai bendahara negara.

Kini, sejak kembali ke pemerintahan, Sri Mulyani pun kembali menyabet sejumlah penghargaan bergengsi. Pada 2017 dan 2018, ia berturut-turut menyabet penghargaan menteri keuangan terbaik versi majalah Finance Asia.

Kemudian, ia mendapatkan penghargaan sebagai menteri terbaik dunia dalam World Government Summit 2018 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab.

Sri Mulyani merupakan satu-satunya perempuan yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan Indonesia. Menarik diikuti, penghargaan apa lagi yang akan diterimanya di masa mendatang.

Puan Maharani

Terakhir adalah ketua DPR RI, Puan Maharani. Ia merupakan sosok perempuan dari putri Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.

Darah politik tampaknya mengalir dari kedua orang tuanya, baik sang ibu, Megawati, maupun sang ayah, Taufik Kiemas yang pernah menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Cucu dari Presiden pertama RI sekaligus Proklamator Soekarno ini sudah mengenal dunia politik sejak usia muda dan digadang-gadang meneruskan tradisi politik dalam keluarga Soekarno.

Pemilik nama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala itu mendapatkan gelar sarjananya dari Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia.

Ketertarikan Puan terjun di dunia politik diawali dengan kiprahnya menjadi anggota DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sekira tahun 2006. Kemudian ia menjajal peruntungan di Senayan sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2009 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V, meliputi Solo, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Akhirnya, Puan Maharani lolos dan meraih perolehan suara terbanyak kedua di tingkat nasional pada pemilihan anggota legislatif saat itu, yaitu 242.504 suara. Di lembaga legislatif, perempuan kelahiran Jakarta, 6 September 1973 itu dipercaya menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI tahun 2012-2014 menggantikan Tjahjo Kumolo saat itu.

baca juga : 153 TKA China Masuk Indonesia di Tengah Pelarangan WNA, Ini Penjelasan Menlu

Pada Pemilu 2014, Puan maju lagi sebagai caleg dan lolos. Namun, istri dari pengusaha Hapsoro Sukmonohadi atau akrab disapa Happy Hapsoro itu memutuskan mundur dari Senayan karena ditarik Jokowi jadi menteri. Akhirnya, ibu dua anak itu menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Kabinet Kerja. Puan maju kembali mencalonkan sebagai anggota legislatif dari Dapil Jateng V pada Pemilu 2019, dan berhasil meraih suara tertinggi sebanyak 404.034 suara.

Di usia yang masih relatif muda, 48 tahun sekarang ini, karier politik Puan tampaknya kian melesat dengan terpilih sebagai Ketua DPR RI untuk masa bhakti 2019-2024. Bahkan, Puan pun sudah ancang-ancang melepas jabatan Menko yang diembannya sebelum dilantik menjadi wakil rakyat, sebab tidak mungkin merangkap jabatan di eksekutif dan legislatif. (*)

Editor: Milna Miana

Sumber: rilis

Load More Related Articles
Load More By Publik Sultra
Load More In Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Buktikan Keseriusan Maju Pilwali Kendari, Yudhianto Mahardika Ambil Formulir Pendaftaran di Partai Perindo

KENDARI, PUBLIKSULTRA.JD- Yudhianto Mahardika menjadi salah satu kandidat Bakal Calon (Bac…