Insiden siber kini bukan lagi pertanyaan “jika,” melainkan “kapan.” Setiap hari, kita mendengar berita tentang kebocoran data, serangan ransomware, atau gangguan layanan digital. Dampak dari serangan ini jauh melampaui urusan teknis IT; ia bisa mengguncang seluruh fondasi bisnis Anda. Di sinilah Incident Response (IR) atau tanggap insiden menjadi sangat penting.

Secara sederhana, IR adalah serangkaian langkah yang diambil untuk menangani insiden keamanan siber, mulai dari identifikasi hingga pemulihan. Awalnya, banyak yang menganggap IR hanyalah tugas tim IT. Namun, pandangan ini sudah ketinggalan zaman. Kita perlu memahami bahwa Incident Response adalah fungsi bisnis yang strategis, bukan sekadar tanggung jawab teknis IT.

 

Kenapa IR Bukan Lagi Cuma Urusan IT?

Dulu, mungkin kita berpikir serangan siber hanya berarti komputer mati atau data hilang. Tapi sekarang, dampaknya bisa sangat luas:

  • Kerugian Uang: Bukan cuma biaya perbaikan, tapi juga denda dari peraturan, kehilangan pendapatan karena layanan terhenti, dan pengeluaran tak terduga lainnya.
  • Reputasi Hancur: Kepercayaan pelanggan bisa luntur seketika jika mereka tahu data mereka tidak aman. Citra perusahaan bisa rusak parah dan sulit diperbaiki.
  • Bisnis Lumpuh: Jika sistem inti terganggu, operasional harian bisa terhenti total. Pesanan tidak bisa diproses, produksi mandek, dan bisnis pun terhenti.
  • Masalah Hukum: Ada banyak aturan tentang perlindungan data. Jika terjadi kebocoran, perusahaan bisa menghadapi tuntutan hukum atau denda besar.

Ketika insiden terjadi, bukan cuma tim IT yang panik. Departemen hukum harus bersiap menghadapi tuntutan, tim komunikasi harus menjawab pertanyaan media dan pelanggan, HR harus mengurus data karyawan yang mungkin bocor, dan manajemen senior harus membuat keputusan penting yang memengaruhi masa depan perusahaan. Ini menunjukkan bahwa semua bagian perusahaan akan terdampak dan harus terlibat.

 

Peran Penting Departemen Non-IT dalam Tanggap Insiden

Untuk mengatasi insiden siber secara efektif, setiap bagian perusahaan harus tahu perannya:

 

Manajemen Senior/C-Suite

Mereka adalah pembuat keputusan tertinggi. Mereka yang menentukan seberapa besar dana yang akan dialokasikan untuk keamanan siber dan bagaimana perusahaan akan bereaksi secara keseluruhan saat terjadi insiden, termasuk apakah akan diumumkan ke publik atau tidak.

 

Departemen Hukum

Tim legal memastikan perusahaan mematuhi semua peraturan yang berlaku, seperti perlindungan data pribadi. Mereka akan memberikan nasihat hukum jika ada kebocoran data dan membantu menyusun komunikasi resmi yang sesuai hukum.

 

Departemen Komunikasi/Hubungan Masyarakat (PR)

Tim PR adalah “wajah” perusahaan di mata publik. Mereka bertugas berbicara dengan media, menenangkan pelanggan, dan menjaga reputasi perusahaan tetap baik di tengah krisis. Mereka akan menyusun pernyataan resmi agar pesan yang disampaikan seragam dan positif.

 

Departemen Keuangan

Saat insiden terjadi, tim keuangan perlu menghitung berapa kerugian yang dialami perusahaan. Mereka juga akan mengurus klaim asuransi siber dan memastikan ada cukup dana untuk membiayai proses pemulihan.

 

Departemen Sumber Daya Manusia (SDM)

HR mengurus data pribadi karyawan. Jika ada insiden yang melibatkan data karyawan, HR harus tahu cara menanganinya. Mereka juga berperan dalam mendidik karyawan tentang pentingnya keamanan siber dan membantu mengatasi dampak psikologis yang mungkin dialami karyawan setelah insiden.

 

Departemen Operasional/Bisnis

Mereka adalah ahli di bidang proses bisnis inti perusahaan. Mereka akan membantu tim IT memahami bagian mana yang paling penting untuk dipulihkan terlebih dahulu agar bisnis bisa berjalan lagi secepatnya.

 

Membangun Program Incident Response yang Menyeluruh

Agar tanggap insiden berjalan lancar, kita tidak bisa hanya mengandalkan IT. Kita perlu membangun program yang melibatkan semua pihak:

  • Bentuk Tim Lintas Fungsi: Libatkan perwakilan dari setiap departemen penting (IT, Legal, PR, Keuangan, dll.) dalam tim IR sejak awal.
  • Buat Rencana yang Jelas: Siapkan panduan tertulis tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi insiden. Ini mencakup cara mengidentifikasi insiden, siapa yang harus dihubungi, bagaimana cara berkomunikasi, dan langkah-langkah pemulihan.
  • Latihan Bersama: Lakukan simulasi insiden secara berkala. Ini seperti latihan kebakaran, tapi untuk serangan siber. Dengan latihan, semua orang tahu peran mereka dan apa yang harus dilakukan saat krisis nyata.
  • Komunikasi Efektif: Pastikan ada jalur komunikasi yang jelas dan cepat antar departemen selama insiden.
  • Investasi yang Tepat: Bukan hanya membeli alat keamanan IT, tapi juga berinvestasi pada pelatihan karyawan dan pengembangan sumber daya manusia yang cakap di bidang keamanan siber.
  • Asuransi Siber: Pertimbangkan untuk memiliki asuransi siber. Ini bisa menjadi jaring pengaman finansial jika terjadi insiden besar.

 

Pelajaran dari Insiden Nyata

Banyak perusahaan besar yang pernah mengalami insiden siber. Contohnya, ketika sebuah maskapai penerbangan besar mengalami gangguan sistem, dampaknya bukan hanya pada IT, tapi juga pada operasional penerbangan, layanan pelanggan, dan reputasi mereka di mata publik. Di sinilah peran tim komunikasi, operasional, dan manajemen senior sangat krusial untuk mengelola krisis dan memulihkan kepercayaan.

 

Kesimpulan

Incident Response bukan lagi sekadar checklist teknis untuk departemen IT. Ini adalah investasi strategis yang melindungi seluruh aset bisnis Anda – mulai dari data, reputasi, hingga kelangsungan operasional. Dengan melibatkan semua departemen dan membangun rencana yang komprehensif, perusahaan Anda akan lebih siap menghadapi tantangan siber di masa depan.

Jadi, sudahkah perusahaan Anda memiliki rencana Incident Response yang melibatkan seluruh tim, bukan hanya IT? Ini adalah langkah penting untuk menjaga bisnis Anda tetap aman dan tangguh di era digital.

 

 

 

Penulis : Muh. Ilham Alfati Ramdin

Nim : 23156201039

Jurusan : Sistem Komputer STMIK Catur Sakti Kendari