Ketika membahas cara melindungi aplikasi dari serangan CSRF (Cross-Site Request Forgery), dua metode yang paling sering dipakai adalah:
-
Double Submit Cookie
-
Synchronizer Token
Kedua metode ini ibarat dua strategi dalam “permainan token” untuk menjaga keamanan aplikasi web. Tapi apa bedanya? Mana yang lebih baik? Yuk, kita bahas dengan bahasa sederhana!
🎯 Apa Tujuan Token CSRF?
Token CSRF adalah nilai unik dan acak yang dikirim ke browser pengguna untuk memastikan bahwa permintaan yang masuk benar-benar dari pengguna yang sah, bukan dari penyerang.
Cara kerjanya, server akan membandingkan token yang dikirim oleh klien dengan token yang dia simpan untuk memastikan permintaan valid.
🥇 Double Submit Cookie: Cara Main yang Simpel
Cara Kerja:
-
Server mengirim cookie CSRF token ke browser.
-
Saat pengguna mengirim permintaan POST/PUT/DELETE, browser mengirim:
-
Cookie CSRF token (otomatis)
-
Token yang sama di dalam body atau header permintaan.
-
-
Server membandingkan nilai token di cookie dan nilai token yang dikirim dalam permintaan.
-
Jika cocok, permintaan diterima. Jika tidak, ditolak.
Kelebihan:
-
Tidak perlu menyimpan token di server (stateless).
-
Lebih mudah diterapkan di aplikasi yang skalanya besar.
Kekurangan:
-
Jika cookie bisa dibaca oleh script jahat (XSS), token bisa dicuri.
-
Membutuhkan mekanisme untuk memastikan cookie tidak bisa diakses sembarangan.
🥈 Synchronizer Token: Cara Main yang Ketat
Cara Kerja:
-
Server membuat token CSRF unik dan menyimpannya di sesi server (session).
-
Token ini juga disisipkan ke setiap form atau permintaan API yang sensitif.
-
Saat permintaan masuk, server mencocokkan token yang diterima dengan token yang ada di sesi.
-
Jika cocok, permintaan diterima.
Kelebihan:
-
Lebih aman karena token disimpan di server.
-
Sulit bagi penyerang untuk menebak token yang valid.
Kekurangan:
-
Membutuhkan penyimpanan sesi (stateful).
-
Bisa jadi kurang cocok untuk aplikasi yang sangat skalabel karena harus simpan banyak sesi.
⚔️ Perbandingan Singkat
Fitur | Double Submit Cookie | Synchronizer Token |
---|---|---|
Simpan Token | Di cookie (client-side) | Di server (session) |
Bebas sesi (stateless) | Ya | Tidak |
Kemudahan Implementasi | Lebih mudah | Lebih rumit |
Keamanan | Rentan jika XSS menyerang cookie | Lebih aman karena token di server |
Skalabilitas | Lebih cocok untuk sistem besar | Bisa jadi tantangan di sistem besar |
🎮 Mana yang Harus Dipilih?
-
Jika aplikasi kamu stateless atau menggunakan API modern, Double Submit Cookie bisa jadi pilihan praktis.
-
Jika kamu punya aplikasi dengan session management dan ingin keamanan ekstra, Synchronizer Token lebih aman.
Namun, yang terpenting adalah:
Gunakan salah satu metode ini dengan benar, dan jangan lupa proteksi dari XSS!
🧾 Kesimpulan
Token CSRF adalah senjata utama melawan serangan CSRF. Baik Double Submit Cookie maupun Synchronizer Token punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pilih strategi yang paling cocok dengan kebutuhan dan arsitektur aplikasi kamu, dan selalu pastikan aplikasi kamu terlindungi dari serangan lain seperti XSS.
Penulias : Muhammad Aditya Alkhawarizmi
Nim : 23156201023
jurusan : Sistem Komputer