I. Pendahuluan

Di era digital seperti sekarang, kejahatan tidak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Kasus seperti phishing (penipuan lewat email), ransomware (penyanderaan data), dan penipuan online makin sering terjadi. Sayangnya, bukti kejahatan di dunia digital tidak selalu terlihat secara langsung. Inilah pentingnya peran digital forensic.

Digital forensic adalah ilmu yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan bukti dari perangkat digital seperti komputer, handphone, atau server. Tujuannya adalah untuk membantu penyelidikan dan penegakan hukum, terutama dalam kasus kejahatan siber. Dengan teknologi ini, jejak digital yang tersembunyi bisa ditemukan dan dijadikan bukti kuat di pengadilan.

II. Jenis-Jenis Kejahatan Cyber yang Membutuhkan Digital Forensic

Beberapa jenis kejahatan siber yang sering ditangani oleh digital forensic antara lain:

  1. Phishing & Social Engineering
    Contohnya adalah email palsu yang terlihat resmi, tetapi sebenarnya untuk mencuri informasi seperti username dan password.
  2. Malware & Ransomware
    Pelaku menyebarkan file berbahaya ke komputer korban untuk merusak atau mengunci data, lalu meminta tebusan.
  3. Penipuan Online & Transaksi Ilegal
    Banyak pelaku menggunakan cryptocurrency atau aplikasi chat untuk menipu korban. Digital forensic dapat melacak alur transaksinya.
  4. Peretasan & Kebocoran Data
    Saat server perusahaan diretas, forensik digital digunakan untuk menyelidiki siapa pelakunya dan bagaimana mereka masuk ke sistem.

III. Tahapan Investigasi Digital Forensic

Dalam proses digital forensic, ada beberapa tahap penting:

  1. Pengumpulan Bukti (Acquisition)
    Alat bukti seperti laptop atau HP disita dengan cara yang sah, lalu dibuat salinannya agar data asli tidak rusak saat dianalisis.
  2. Preservasi Data (Preservation)
    Data harus dijaga agar tidak berubah. Biasanya digunakan metode seperti hashing untuk memastikan integritas data tetap utuh.
  3. Analisis Bukti (Analysis)
    Di tahap ini, tim forensik mencari informasi penting seperti riwayat internet, file tersembunyi, dan log aktivitas. Tools yang umum digunakan adalah Autopsy, FTK, Wireshark, dan Volatility.
  4. Dokumentasi & Pelaporan (Reporting)
    Setelah analisis selesai, semua temuan disusun dalam bentuk laporan untuk diserahkan ke penyidik atau pengadilan.

IV. Tantangan dalam Digital Forensic

Digital forensic bukan pekerjaan yang mudah. Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi:

  • Data Terenkripsi: Banyak pelaku menggunakan enkripsi untuk menyembunyikan data penting.
  • Volume Data yang Besar: Dalam satu komputer bisa ada jutaan file, sehingga butuh waktu lama untuk analisis.
  • Anti-Forensic Techniques: Pelaku bisa menggunakan cara khusus untuk menghapus jejak, seperti software penghancur file atau menyembunyikan identitas dengan VPN.
  • Legal & Privasi: Forensik harus tetap mematuhi hukum dan menghormati privasi orang lain saat mengumpulkan bukti.

V. Studi Kasus Nyata

  • Kasus 1: Pembobolan Bank
    Seorang peretas menginfeksi komputer pegawai bank dengan malware. Digital forensic digunakan untuk menganalisis memori komputer dan menemukan jejak malware tersebut.
  • Kasus 2: Penipuan Online via Media Sosial
    Seorang korban ditipu oleh akun palsu di Instagram. Tim forensik melacak alamat IP pelaku dan waktu pengiriman pesan sebagai bukti.

VI. Masa Depan Digital Forensic

Teknologi terus berkembang, dan digital forensic juga ikut berkembang. Beberapa tren masa depan dalam bidang ini antara lain:

  • AI & Machine Learning
    Digunakan untuk mengenali pola serangan secara otomatis dan lebih cepat.
  • IoT Forensics
    Menganalisis bukti dari perangkat pintar seperti kamera CCTV, smart TV, atau mobil pintar.
  • Blockchain Forensics
    Menelusuri transaksi kripto yang dilakukan secara anonim untuk mengungkap aktivitas ilegal.

VII. Kesimpulan & Saran

Digital forensic adalah alat penting untuk mengungkap kejahatan siber yang semakin kompleks. Tidak hanya dibutuhkan oleh polisi atau penyidik, tapi juga oleh perusahaan dan masyarakat umum.

Kolaborasi antara ahli teknologi, aparat penegak hukum, dan pengguna sangat diperlukan agar dunia digital tetap aman.

Saran untuk pembaca:
Selalu berhati-hati di dunia maya dan jaga jejak digital Anda, karena setiap klik bisa meninggalkan bukti.

Nama : Usni pebriyanti dewi makasau

Nim : 23156201036

Jurusan : Sistem Komputer