Brute force adalah salah satu teknik serangan siber yang sudah ada sejak lama. Meskipun teknologi keamanan semakin maju, brute force masih tetap menjadi ancaman serius di era modern. Hal ini karena teknik ini sangat sederhana namun efektif, terutama jika pengguna dan sistem tidak menerapkan langkah keamanan yang kuat.

Awalnya, brute force dilakukan secara manual dengan mencoba satu per satu kombinasi password. Namun sekarang, serangan ini sudah otomatis dengan bantuan alat-alat canggih. Teknologi seperti GPU (kartu grafis) dan rainbow tables digunakan untuk mempercepat proses menebak password, membuat brute force lebih cepat dan berbahaya.

Saat ini, hacker menggunakan perangkat lunak otomatis yang bisa mencoba jutaan kombinasi password per detik. Mereka juga memanfaatkan botnet—jaringan komputer yang dikendalikan hacker—dan komputasi awan untuk meningkatkan kecepatan dan skala serangan. Selain itu, hacker sering menargetkan password yang umum atau menggunakan data bocoran dari pelanggaran sebelumnya, yang disebut credential stuffing.

Berikut beberapa jenis serangan brute force yang sering digunakan:

  • : mencoba semua kombinasi karakter secara menyeluruh tanpa pola.

  • : menggunakan daftar kata sandi umum dan populer untuk menebak password.

  • : gabungan antara brute force dan dictionary dengan variasi karakter seperti angka dan simbol.

  • : memakai data bocoran username dan password dari pelanggaran sebelumnya untuk mencoba login di berbagai situs.

  • : mencoba satu password umum pada banyak username berbeda.

Beberapa alat populer yang digunakan hacker adalah Hydra, John the Ripper, dan Aircrack-ng. Alat-alat ini mengotomatiskan proses mencoba kombinasi password dengan sangat cepat. Kini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan machine learning juga mulai digunakan untuk membuat serangan brute force semakin efektif dan sulit dideteksi.

Serangan brute force bisa menyebabkan kebocoran data besar-besaran dan pencurian informasi pribadi. Banyak individu dan organisasi mengalami kerugian finansial dan gangguan operasional akibat serangan ini. Contohnya adalah pembobolan akun Yahoo! dan serangan ransomware yang memanfaatkan brute force untuk masuk ke sistem korban.

Brute force masih efektif karena beberapa alasan:

  • Banyak pengguna masih memakai password yang lemah atau sama di berbagai platform.

  • Sistem keamanan yang belum cukup kuat, seperti tidak adanya pembatasan percobaan login gagal.

  • Kemampuan hacker menggunakan botnet dan teknologi otomatisasi yang canggih untuk mempercepat serangan.

Untuk melindungi diri dari serangan brute force, lakukan hal berikut:

  • Gunakan password yang panjang, kuat, dan unik untuk setiap akun.

  • Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA) agar ada lapisan keamanan tambahan saat login.

  • Batasi jumlah percobaan login yang gagal dan gunakan CAPTCHA untuk menghalangi bot.

  • Pantau aktivitas login secara rutin dan segera tangani jika ada percobaan mencurigakan.

  • Selalu perbarui sistem keamanan dan perangkat lunak agar tetap terlindungi dari celah baru.

Brute force adalah teknik serangan lama yang terus berkembang dan tetap efektif di era modern. Kesadaran pengguna dan penerapan langkah keamanan yang tepat sangat penting untuk melindungi akun dan data pribadi. Selain itu, teknologi keamanan juga harus terus dikembangkan agar bisa menghadapi ancaman brute force yang semakin canggih.

NAMA: ANANDA DWI HAPSARI

NIM: 23156201032

PRODI: SISTEM KOMPUTER