Pendahuluan

Di era digital saat ini, berbagai sistem dan aplikasi saling terhubung dan berkomunikasi. Agar semua itu berjalan lancar, dibutuhkan cara untuk mengirim dan menerima data antar sistem. Dua metode paling umum yang digunakan adalah API dan Webhook. Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan keduanya dan kapan sebaiknya masing-masing digunakan.

Apa itu API (Application Programming Interface)?

API adalah jembatan yang memungkinkan dua sistem berkomunikasi. Sistem A bisa meminta data ke Sistem B lewat API. Metode ini disebut sebagai pull karena sistem A secara aktif menarik data dari sistem lain.

Contoh: Sebuah aplikasi cuaca menarik data suhu dari server penyedia cuaca menggunakan API.

Kelebihan API:

  • Bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemanggil.
  • Cocok untuk data yang dibutuhkan secara berkala.
  • Mudah dipantau dan diuji.

Apa itu Webhook?

Webhook adalah metode komunikasi otomatis yang berbasis event. Ketika suatu kejadian terjadi di Sistem A, maka Sistem A langsung mengirim data ke Sistem B tanpa diminta. Ini disebut sebagai metode push.

Contoh: Saat seseorang menyelesaikan pembayaran, sistem langsung mengirim notifikasi ke aplikasi Anda melalui webhook.

Kelebihan Webhook:

  • Real-time dan cepat.
  • Tidak perlu melakukan polling berkala.
  • Hemat sumber daya server.

Perbandingan API vs Webhook

Aspek API Webhook
Pola komunikasi Pull (dijemput) Push (dikirim otomatis)
Kecepatan respon Tergantung jadwal polling Real-time
Konsumsi sumber daya Lebih tinggi Lebih efisien
Kemudahan implementasi Umum dan banyak dokumentasi Perlu pengaturan endpoint
Ketahanan data Dapat diulang kapan saja Perlu retry jika gagal

Kapan Menggunakan API?

Gunakan API jika:

  • Anda perlu kontrol penuh atas kapan dan bagaimana data diambil.
  • Data tidak selalu berubah secara real-time.
  • Anda ingin sistem berjalan tanpa tergantung event eksternal.

Contoh: Aplikasi dashboard yang menampilkan laporan bulanan.

Kapan Menggunakan Webhook?

Gunakan Webhook jika:

  • Anda butuh data dikirim secara otomatis saat event terjadi.
  • Waktu sangat penting (misalnya notifikasi atau verifikasi).
  • Anda ingin mengurangi beban permintaan ke server.

Contoh: Sistem kasir online yang langsung mendapatkan notifikasi transaksi pembayaran.

Kombinasi API dan Webhook

Dalam praktiknya, banyak sistem menggunakan kombinasi API dan Webhook. Webhook digunakan untuk memicu peristiwa secara real-time, sementara API digunakan untuk mengambil data lebih lengkap atau memperbarui informasi tertentu.

Contoh: Webhook memberi tahu bahwa ada user baru, lalu sistem memanggil API untuk mengambil profil lengkap user tersebut.

Tantangan & Best Practice

Tantangan Webhook:

  • Tidak ada jaminan pengiriman jika server penerima mati.
  • Perlu mekanisme retry.
  • Rentan disalahgunakan jika endpoint tidak aman.

Tantangan API:

  • Terlalu sering polling bisa membebani sistem.
  • Bisa terkena batasan rate limit.

Best Practice:

  • Selalu validasi sumber webhook (misalnya dengan HMAC signature).
  • Buat log dan retry untuk webhook.
  • Gunakan rate limiter dan cache saat menggunakan API.

Kesimpulan

API dan Webhook adalah dua alat penting dalam integrasi sistem. API cocok untuk kontrol penuh dan data yang tidak harus real-time. Webhook lebih efisien untuk event yang perlu respons cepat. Dalam banyak kasus, menggabungkan keduanya akan memberikan hasil terbaik.

Pilih metode yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan teknis Anda, agar sistem berjalan efisien, handal, dan cepat.