Pendahuluan

Di era digital sekarang ini, data menjadi aset yang sangat berharga. Banyak perusahaan menyimpan informasi penting seperti data pelanggan, keuangan, dan kredensial sistem. Namun, semakin banyaknya penyimpanan data juga meningkatkan risiko kebocoran.
Kasus pencurian data pribadi, penjualan data di dark web, atau penyalahgunaan informasi sudah sering terjadi. Karena itu, menjaga keamanan data sensitif bukan lagi pilihan, tapi keharusan.

Ada dua teknik populer yang sering digunakan untuk melindungi data, yaitu masking dan sanitization. Walaupun keduanya sama-sama bertujuan menjaga kerahasiaan data, cara kerjanya sangat berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan, fungsi, serta kapan kita perlu menggunakan masing-masing metode.

Apa Itu Data Masking?

Data masking adalah teknik untuk menyembunyikan data asli dengan cara menggantinya menggunakan data palsu atau acak, tapi tetap memiliki bentuk yang sama.
Misalnya, nomor kartu kredit 4567-8901-2345-6789 diubah menjadi 4567-XXXX-XXXX-6789. Formatnya sama, tapi datanya sudah tidak bisa digunakan untuk tujuan jahat.

Biasanya, masking digunakan ketika perusahaan ingin menggunakan data asli untuk keperluan pengujian, pelatihan, atau analisis, tanpa memperlihatkan data sensitif kepada pihak lain.

Kelebihan data masking:

  • Data tetap bisa digunakan tanpa risiko bocor.

  • Membantu menjaga kerahasiaan pelanggan dan sistem internal.

Kekurangan data masking:

  • Jika dilakukan secara sembarangan, data bisa saja masih bisa dikembalikan.

  • Tidak menghapus data asli, hanya menyamarkannya.

Apa Itu Data Sanitization?

Berbeda dengan masking, data sanitization adalah proses menghapus data secara permanen agar tidak bisa dipulihkan dengan cara apa pun.
Tujuan utamanya adalah memastikan data benar-benar hilang dari perangkat penyimpanan.

Contohnya, ketika sebuah perusahaan ingin menjual komputer lama, mereka perlu melakukan data sanitization untuk memastikan tidak ada file rahasia yang tersisa. Teknik yang sering digunakan antara lain:

  • Secure erase: Menghapus data hingga benar-benar hilang dari disk.

  • Cryptographic erasure: Menghapus kunci enkripsi agar data tidak bisa dibuka lagi.

  • Data wiping: Menimpa data lama dengan data baru secara acak.

Kelebihan data sanitization:

  • Data dihapus secara permanen.

  • Memenuhi standar keamanan dan regulasi seperti GDPR atau HIPAA.

Kekurangan data sanitization:

  • Setelah dihapus, data tidak bisa dikembalikan.

  • Membutuhkan alat atau metode khusus agar prosesnya benar-benar aman.

Perbandingan: Masking vs Sanitization

Aspek Masking Sanitization
Tujuan Menyembunyikan data asli Menghapus data secara permanen
Sifat data Masih bisa digunakan Tidak bisa digunakan lagi
Dapat dikembalikan Kadang bisa Tidak bisa
Contoh penggunaan Data pengujian dan analisis Penghapusan data sebelum perangkat dijual
Fokus utama Privasi saat penggunaan Keamanan permanen

Dari tabel di atas terlihat bahwa keduanya punya peran berbeda. Masking lebih cocok untuk melindungi data yang masih aktif digunakan, sedangkan sanitization digunakan untuk memastikan data benar-benar hilang.

Kapan Menggunakan Masking dan Sanitization

Gunakan Masking ketika:

  • Anda ingin berbagi data dengan tim lain tanpa membuka informasi asli.

  • Perusahaan membutuhkan data yang realistis untuk pengujian sistem.

Gunakan Sanitization ketika:

  • Anda ingin menghapus data lama atau menjual perangkat penyimpanan.

  • Perusahaan harus memastikan tidak ada data sensitif yang tersisa di sistem lama.

Tantangan dan Best Practice

Meskipun kedua teknik ini penting, pelaksanaannya tidak selalu mudah.
Beberapa tantangan yang sering muncul:

  • Masking yang tidak konsisten di berbagai sistem bisa menyebabkan kebingungan data.

  • Sanitization yang tidak sempurna bisa membuat sebagian data masih bisa dipulihkan.

Agar lebih aman, lakukan beberapa hal berikut:

  1. Gunakan alat khusus untuk masking dan sanitization yang sudah teruji.

  2. Terapkan kebijakan keamanan data secara menyeluruh, termasuk backup dan audit rutin.

  3. Pastikan semua staf memahami pentingnya melindungi data sensitif.

Kesimpulan

Baik masking maupun sanitization memiliki peran besar dalam menjaga keamanan informasi.

  • Masking berguna untuk menyembunyikan data tanpa menghapusnya, agar tetap bisa digunakan.

  • Sanitization berguna untuk menghapus data secara total agar tidak bisa dipulihkan.

Keduanya bukanlah teknik yang saling menggantikan, melainkan saling melengkapi.
Dengan menerapkan keduanya secara tepat, organisasi dapat memastikan data sensitif tetap aman sepanjang siklus hidupnya — dari saat digunakan hingga benar-benar dihapus.