Pengantar
Istilah data leakage sendiri mencakup berbagai skenario. Menurut IBM, kebocoran data umumnya merujuk pada kondisi di mana “informasi sensitif secara tidak sengaja terekspos kepada pihak yang tidak berwenang”.
Namun, kebocoran bisa terjadi karena dua faktor:
-
Sengaja: misalnya akibat serangan phishing, rekayasa sosial, atau ancaman dari orang dalam (insider threat).
-
Tidak sengaja: seringkali karena human error, seperti salah kirim email, salah konfigurasi, atau berbagi data berlebihan dengan pihak ketiga.
Vektor Umum Penyebab Kebocoran Data
-
Kesalahan Konfigurasi Cloud
Cloud Security Alliance menyoroti risiko dari kesalahan sederhana, seperti penggunaan password default atau salah dalam mengatur kontrol akses. -
Kerentanan Endpoint
Perangkat seperti laptop tanpa enkripsi atau USB bisa menjadi titik lemah yang memungkinkan kebocoran data. -
Email dan Pesan
Data bisa bocor karena kesalahan kirim email atau serangan yang berhasil mencegat komunikasi. Enkripsi menjadi penting untuk menjaga kerahasiaan data. -
Shadow IT
Penggunaan aplikasi atau layanan cloud pribadi oleh karyawan tanpa sepengetahuan perusahaan meningkatkan risiko karena tidak semua aset diketahui atau dilindungi.
Dampak Finansial dan Hukum
Kebocoran data bisa menyebabkan:
-
Sanksi regulasi, misalnya denda berdasarkan GDPR (Uni Eropa) atau CCPA (California).
-
Kehilangan aset penting seperti hak kekayaan intelektual (IP).
-
Kejahatan turunan, seperti penipuan kartu kredit.
-
Penurunan harga saham bagi perusahaan publik.
-
Reputasi hancur, yang bisa berdampak jangka panjang terhadap bisnis.
Membangun Pertahanan dari Kebocoran Data
Beberapa langkah yang disarankan untuk mencegah kebocoran data:
-
Least-privilege access: hanya memberi hak akses sesuai kebutuhan pekerjaan.
-
Data Loss Prevention (DLP): gabungan teknologi dan kebijakan untuk mendeteksi serta mencegah kebocoran.
-
Klasifikasi data: memahami data paling berisiko agar proteksi bisa diprioritaskan.
-
Audit: baik internal maupun eksternal untuk menemukan celah keamanan.
-
Pelatihan karyawan: meningkatkan kesadaran dan pemahaman agar semua pihak terlibat aktif menjaga keamanan.
CompassDRP: Deteksi Kebocoran Data
Outpost24 menawarkan solusi CompassDRP yang dapat membantu organisasi mendeteksi kebocoran data. Fitur ini mampu:
-
Mengidentifikasi dokumen atau data rahasia yang mungkin tersebar melalui aplikasi tidak resmi.
-
Mendeteksi kebocoran kode sumber (source code) yang bisa berisi informasi internal maupun token autentikasi.
Penutup
Volume data yang dikelola organisasi semakin besar setiap hari. Ini membawa keuntungan besar dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi juga menambah risiko.
Dengan menggabungkan inovasi teknologi, kebijakan yang tepat, dan kesadaran karyawan, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat data sekaligus mengurangi risiko kebocoran yang berbiaya tinggi.