Pendahuluan

Multi-Factor Authentication (MFA) semakin banyak digunakan untuk melindungi akun dan data digital. Namun, di tengah popularitasnya, masih banyak kesalahpahaman tentang cara kerja dan efektivitas MFA.

Artikel ini mengupas 10 miskonsepsi paling umum tentang MFA, sekaligus meluruskan fakta-fakta penting yang perlu diketahui oleh pengguna maupun penyedia layanan.

1. MFA Hanya untuk Perusahaan Besar

Fakta:
MFA cocok digunakan oleh siapa pun, termasuk pengguna individu. Akun email pribadi, media sosial, hingga layanan cloud bisa dilindungi dengan MFA tanpa perlu infrastruktur rumit.

2. MFA Sulit Digunakan

Fakta:
Mayoritas layanan MFA kini sangat mudah diakses, dengan notifikasi instan di smartphone atau biometrik. Pengguna hanya butuh beberapa detik untuk menyelesaikan autentikasi tambahan.

3. Jika Sudah Pakai Password yang Kuat, Tidak Perlu MFA

Fakta:
Sebagus apa pun password Anda, tetap bisa bocor lewat phishing, keylogger, atau kebocoran data. MFA menambahkan lapisan perlindungan saat password Anda disalahgunakan.

4. Semua Bentuk MFA Sama Saja

Fakta:
Tidak semua faktor MFA memiliki tingkat keamanan yang sama. Misalnya, SMS OTP lebih rentan dibandingkan autentikasi berbasis aplikasi atau perangkat fisik seperti security key.

5. MFA Tidak Bisa Diretas

Fakta:
Meskipun jauh lebih aman dibanding password tunggal, MFA tetap bisa dilewati jika pengguna tertipu melalui phishing canggih, serangan man-in-the-middle, atau pencurian token.

6. MFA Membuat Sistem Menjadi Lambat

Fakta:
Penambahan waktu hanya dalam hitungan detik. Sebaliknya, kerugian akibat serangan siber bisa memakan waktu dan biaya pemulihan yang jauh lebih besar.

7. MFA Hanya Digunakan Saat Login Pertama Kali

Fakta:
MFA bisa diaktifkan saat login berisiko, mengakses data sensitif, atau perubahan konfigurasi akun. Ini dikenal sebagai adaptive authentication.

8. Jika Perangkat Hilang, Saya Tidak Bisa Login Lagi

Fakta:
Sebagian besar sistem MFA menyediakan opsi pemulihan, seperti kode cadangan, email alternatif, atau verifikasi melalui admin akun.

9. Menggunakan Email sebagai Faktor Kedua Sudah Cukup Aman

Fakta:
Jika akun email Anda diretas, maka semua autentikasi berbasis email bisa disusupi. Idealnya, faktor kedua sebaiknya tidak tergantung pada kredensial yang sama.

10. MFA Tidak Dibutuhkan di Perangkat Pribadi

Fakta:
Perangkat pribadi bisa hilang, dicuri, atau disusupi malware. Tetap penting untuk mengaktifkan MFA meskipun hanya Anda yang menggunakan perangkat tersebut.

Kesimpulan

Multi-Factor Authentication bukanlah solusi yang rumit atau hanya untuk kalangan tertentu. Justru sebaliknya, MFA adalah salah satu langkah paling praktis dan efektif untuk menjaga keamanan digital sehari-hari.

Dengan memahami dan menghindari miskonsepsi seputar MFA, kita bisa menggunakannya dengan lebih bijak, efisien, dan maksimal.

Penulis: Andi Waldiyunso

NIM: 23156201003

Jurusan: Sistem Komputer, STMIK Catur Sakti Kendari