Pendahuluan

Di era internet, kejahatan tidak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Kejahatan digital atau cybercrime bisa terjadi lewat email, media sosial, aplikasi chatting, atau website palsu.

Untungnya, banyak kasus cybercrime bisa diungkap berkat digital forensic, yaitu proses pelacakan jejak digital untuk menemukan siapa pelakunya dan bagaimana kejahatan terjadi. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa kasus nyata yang berhasil dibongkar karena bantuan ilmu digital forensic.

1. Kasus Penipuan Online di Marketplace

💡 Apa yang Terjadi?

Seorang pengguna melaporkan bahwa ia ditipu saat membeli barang di marketplace palsu. Setelah mentransfer uang, penjual menghilang.

🔍 Peran Digital Forensic:

  • Menelusuri alamat IP si pelaku saat membuat situs palsu.
  • Melacak rekening bank yang digunakan untuk menampung uang.
  • Menemukan chat palsu dan email yang mengelabui korban.

✅ Hasil:

Pelaku ditangkap dan bukti digital dari email, log transaksi, serta server digunakan di pengadilan.

2. Kasus Peretasan Website Pemerintah

💡 Apa yang Terjadi?

Website milik instansi pemerintah diretas dan tampilannya diubah (deface) oleh seseorang yang ingin menyampaikan pesan politik.

🔍 Peran Digital Forensic:

  • Menganalisis log server untuk melihat waktu dan IP saat peretasan terjadi.
  • Menemukan jejak malware dan celah keamanan yang dimanfaatkan.
  • Melacak identitas pelaku dari akun media sosial dan forum underground.

✅ Hasil:

Pelaku adalah mahasiswa yang menggunakan koneksi Wi-Fi publik. Ia dikenai sanksi hukum berdasarkan UU ITE.

3. Kasus Skimming ATM

💡 Apa yang Terjadi?

Banyak nasabah bank kehilangan uang setelah menggunakan ATM. Ternyata, pelaku memasang alat skimming (alat penyadap kartu) di beberapa mesin ATM.

🔍 Peran Digital Forensic:

  • Menganalisis rekaman CCTV dan data ATM.
  • Menemukan perangkat USB berisi data kartu nasabah.
  • Menghubungkan data dari beberapa mesin ATM yang terkena.

✅ Hasil:

Berkat forensik digital dari USB dan CCTV, sindikat pembobol ATM lintas kota berhasil dibongkar.

4. Kasus Cyberbullying Remaja

💡 Apa yang Terjadi?

Seorang siswa di-bully secara online melalui akun anonim. Ia mendapat pesan ancaman dan hinaan terus-menerus.

🔍 Peran Digital Forensic:

  • Melacak alamat IP akun anonim di media sosial.
  • Menganalisis chat log dan waktu pengiriman pesan.
  • Menghubungkan bukti dengan perangkat pelaku di sekolah.

✅ Hasil:

Pelaku terbukti menggunakan akun palsu dari rumahnya. Ia dikenai sanksi sesuai hukum perlindungan anak dan UU ITE.

5. Kasus Pencurian Data Karyawan di Perusahaan

💡 Apa yang Terjadi?

Data penting milik perusahaan bocor dan tersebar di internet. Diduga ada karyawan yang mencurinya sebelum resign.

🔍 Peran Digital Forensic:

  • Mengecek log login sistem perusahaan.
  • Menganalisis email dan file yang dikirimkan sebelum keluar.
  • Menggunakan tools forensik untuk melihat aktivitas file yang dihapus.

✅ Hasil:

Karyawan terbukti mengirim data ke email pribadi. Ia dikenai tindakan hukum sesuai kontrak kerja dan UU perlindungan data.

Kesimpulan

Digital forensic adalah alat penting dalam memerangi cybercrime. Tanpa keahlian dalam melacak jejak digital, banyak kejahatan siber bisa luput dari hukum.

Dari kasus penipuan hingga pencurian data, digital forensic membantu:

  • Menemukan pelaku
  • Menyusun bukti yang sah
  • Membantu proses hukum yang adil

Nama : Usni pebriyanti dewi makasau

Nim : 23156201036

Jurusan : Sistem Komputer