Dalam dunia keamanan siber, dua pendekatan ini sering dibahas: Zero Trust dan Defense-in-Depth. Keduanya punya tujuan sama—melindungi data dan sistem dari ancaman. Tapi, metode dan cara berpikirnya berbeda.
Jadi, mana yang lebih efektif untuk perusahaan masa kini?
Mari kita bahas satu per satu dengan cara yang sederhana.
Apa Itu Defense-in-Depth?
Defense-in-Depth adalah strategi keamanan berlapis.
Bayangkan seperti benteng dengan banyak lapisan perlindungan: tembok luar, gerbang, penjaga, hingga brankas di dalam.
Contoh lapisan-lapisannya:
-
Firewall
-
Antivirus
-
VPN
-
Sistem deteksi intrusi (IDS)
-
Backup
-
Pelatihan karyawan
Tujuannya: Jika satu lapisan gagal, masih ada lapisan lain yang menahan.
Apa Itu Zero Trust?
Zero Trust adalah pendekatan dengan prinsip utama:
“Jangan pernah percaya, selalu verifikasi.”
Tidak peduli pengguna itu dari dalam atau luar jaringan, semua harus:
-
Diverifikasi identitasnya
-
Hanya diberi akses seperlunya (least privilege)
-
Dipantau terus-menerus
Zero Trust lebih fokus pada kontrol akses, autentikasi kuat, dan monitoring.
Perbandingan Sederhana Zero Trust vs Defense-in-Depth
Aspek | Defense-in-Depth | Zero Trust |
---|---|---|
Pendekatan utama | Keamanan berlapis | Akses terkontrol & verifikasi terus |
Fokus perlindungan | Infrastruktur dan perimeter | Identitas, data, perangkat, dan aplikasi |
Cara berpikir | “Kalau satu gagal, yang lain menangkap” | “Semua harus diverifikasi, tidak ada yang otomatis aman” |
Cocok untuk | Sistem tradisional & hybrid | Lingkungan cloud, kerja remote, dan modern IT |
Kelemahan | Bisa longgar di bagian dalam | Implementasi awal lebih rumit dan butuh budaya baru |
Jawabannya: Tergantung konteksnya. Tapi di era cloud dan kerja jarak jauh, Zero Trust lebih unggul karena:
-
Tidak bergantung pada jaringan kantor
-
Melindungi akses ke cloud dan SaaS
-
Lebih cocok untuk pola kerja fleksibel
-
Mengurangi risiko serangan dari dalam (insider threat)
Namun begitu, Defense-in-Depth tetap penting sebagai dasar.
Zero Trust bisa menjadi bagian dari Defense-in-Depth modern. Misalnya:
-
MFA + kontrol akses = lapisan Zero Trust
-
Firewall + EDR + backup = lapisan tradisional
Kesimpulan
Bukan soal memilih salah satu.
Yang paling efektif justru menggabungkan keduanya.
-
Gunakan Defense-in-Depth sebagai kerangka umum perlindungan
-
Terapkan prinsip Zero Trust untuk mengelola akses dan identitas secara ketat
Di dunia yang serba terhubung, keamanan tidak cukup hanya bertahan di “tembok luar”. Kita perlu sistem yang pintar, fleksibel, dan selalu waspada—itulah kekuatan Zero Trust.
Penulis : Alfira Melani Putri
Nim : 23156201006
Jurusan : Sistem Komputer STMIK Catur Sakti Kendari