I. Pendahuluan

Dalam proses pengembangan perangkat lunak, otomatisasi sudah menjadi kebutuhan. Developer sekarang tidak hanya menulis kode, tapi juga perlu memastikan proses seperti build, test, dan deploy bisa berjalan otomatis tanpa banyak campur tangan manual.

Nah, di sinilah peran file YML (atau YAML) sangat penting. File ini berfungsi sebagai “petunjuk” bagi sistem otomatis seperti GitHub Actions, GitLab CI, dan Jenkins, agar tahu harus melakukan apa dan kapan.

II. Apa Itu File YML (YAML)?

YAML adalah singkatan dari YAML Ain’t Markup Language. Artinya, YAML bukan bahasa markup seperti HTML, tapi lebih ke bahasa konfigurasi yang mudah dibaca manusia.

YAML biasanya menggunakan ekstensi .yml atau .yaml dan sering dipakai untuk menyimpan pengaturan (configuration), termasuk untuk workflow otomatis.

Dibanding format lain seperti JSON atau XML:

  • YAML lebih mudah dibaca

  • Tidak banyak tanda kurung atau simbol

  • Lebih ringkas

III. Fungsi File YML dalam Workflow Otomatis

File YML sering digunakan untuk mengatur alur kerja (workflow) otomatis, seperti:

  • Menjalankan tes saat ada kode baru

  • Membangun aplikasi secara otomatis

  • Mengirim aplikasi ke server atau cloud

Beberapa platform populer yang menggunakan file YML:

  • GitHub Actions

  • GitLab CI/CD

  • Jenkins (dengan plugin YAML)

Intinya, file YML ini seperti “script petunjuk” yang dibaca oleh sistem otomatis.

IV. Struktur Dasar File YML

Agar workflow berjalan lancar, file YML memiliki struktur tertentu. Berikut komponen dasarnya:

  • name: Nama workflow

    name: Build and Test
  • on: Kapan workflow dijalankan

    on: [push]
  • jobs: Tugas-tugas yang akan dijalankan

    jobs:
    build:
    runs-on: ubuntu-latest
    steps:
    – uses: actions/checkout@v3
    – name: Jalankan tes
    run: npm test

Setiap job berisi beberapa steps. Setiap step bisa berupa perintah shell, script, atau pemanggilan action yang sudah disediakan.


V. Contoh Workflow CI/CD Menggunakan YML

Berikut contoh file YML sederhana untuk GitHub Actions yang menjalankan build dan test aplikasi Node.js:

name: Node.js CI

on:
push:
branches: [main]

jobs:
build:
runs-on: ubuntu-latest

steps:
– uses: actions/checkout@v3
– name: Setup Node.js
uses: actions/setup-node@v3
with:
node-version: ’16’
– name: Install dependencies
run: npm install
– name: Run tests
run: npm test

Penjelasan:

  • Workflow ini berjalan saat ada push ke branch main

  • Menggunakan sistem operasi Ubuntu

  • Menginstal Node.js versi 16

  • Menginstal dependensi, lalu menjalankan tes

Tips Menulis File YML yang Baik

Agar file YML bisa berjalan dengan benar:

  • Gunakan spasi, bukan tab untuk indentasi

  • Pastikan formatnya benar, bisa pakai YAML linter online

  • Pisahkan variabel sensitif seperti password ke secrets

  • Gunakan komentar dengan # untuk menjelaskan tiap bagian

Kesalahan Umum dalam File YML

Beberapa kesalahan yang sering terjadi:

  • Indentasi tidak konsisten (pakai tab atau jumlah spasi tidak sama)

  • Penulisan struktur yang salah, misalnya jobs di luar urutan

  • Lupa tanda - di list atau lupa spasi setelah :

  • Menaruh step di luar job, padahal harus di dalam jobs > steps

Kesimpulan

File YML adalah bagian penting dalam workflow otomatis seperti CI/CD. Dengan file ini, kita bisa mengatur proses seperti testing dan deployment agar berjalan secara otomatis.

Walaupun terlihat sederhana, YML sangat powerful. Dengan memahami strukturnya, kita bisa membuat proses kerja jadi lebih cepat, rapi, dan minim error.

Jadi, kalau kamu ingin masuk ke dunia DevOps atau pengembangan modern, mulai kenali dan praktikkan penggunaan file YML dari sekarang!