Pendahuluan

Dalam dunia pengembangan software, menjaga agar aplikasi tetap berjalan lancar adalah hal yang sangat penting. Kadang, kita menemukan masalah (bug) yang harus segera diperbaiki, terutama jika aplikasi digunakan oleh banyak orang. Di sinilah istilah hotfix dan bugfix sering muncul.

Meski keduanya sama-sama bertujuan memperbaiki bug, ternyata cara dan waktu penerapannya berbeda. Yuk, kita bahas perbedaan keduanya dengan cara yang mudah dimengerti!

Apa Itu Hotfix?

Hotfix adalah perbaikan cepat yang dilakukan ketika ada masalah besar di aplikasi, terutama jika masalah itu terjadi di sistem yang sedang digunakan oleh pengguna (produksi). Contohnya, jika tiba-tiba aplikasi crash, ada celah keamanan, atau fitur penting tidak berfungsi — maka tim developer akan langsung mengirimkan hotfix.

Ciri-ciri hotfix:

  • Dilakukan segera, tanpa menunggu siklus pengujian lengkap.

  • Fokusnya menyelamatkan sistem dari kerusakan lebih lanjut.

  • Bisa saja dilakukan tanpa banyak persiapan, karena waktunya mendesak.

Contoh kasus: sistem pembayaran error saat flash sale — ini harus di-hotfix secepat mungkin!

Apa Itu Bugfix?

Bugfix adalah perbaikan masalah dalam aplikasi yang ditemukan selama proses pengembangan atau dari laporan pengguna, tapi tidak terlalu mendesak. Bugfix biasanya dilakukan secara terjadwal, dan melewati proses pengujian (QA) dengan lebih teliti.

Ciri-ciri bugfix:

  • Diperbaiki dengan proses standar.

  • Lewat tahapan testing lebih lengkap.

  • Umumnya dirilis bersama update versi aplikasi.

Contoh bugfix: tombol yang tampil miring di UI, atau fitur pencarian yang lambat.

Perbandingan Hotfix vs Bugfix

Aspek Hotfix Bugfix
Urgensi Sangat mendesak Tidak terlalu mendesak
Proses QA Minim atau dilewati Lewat proses QA yang lengkap
Waktu Rilis Secepatnya (langsung ke produksi) Mengikuti jadwal rilis reguler
Risiko Lebih tinggi Lebih stabil
Contoh Masalah Sistem crash, celah keamanan UI error, performa lambat

Kapan Menggunakan Hotfix dan Bugfix

Tidak semua bug harus di-hotfix. Jika masalah sangat mengganggu atau berisiko tinggi, maka hotfix adalah solusi terbaik. Tapi kalau masalahnya kecil dan tidak mengganggu fungsi utama aplikasi, bugfix dengan proses biasa sudah cukup.

Tips:

  • Gunakan hotfix hanya untuk masalah serius di sistem produksi.

  • Gunakan bugfix untuk perbaikan rutin yang tidak darurat.

  • Siapkan rencana rollback jika hotfix justru menimbulkan bug baru.

Best Practice dalam Menangani Keduanya

Agar proses hotfix dan bugfix berjalan lancar, berikut beberapa tips:

  • Selalu catat perubahan yang dilakukan, baik hotfix maupun bugfix.

  • Gunakan branch terpisah di Git (misalnya: hotfix/ dan bugfix/) agar tidak bentrok dengan pengembangan utama.

  • Setelah hotfix diterapkan, lakukan regression test untuk memastikan tidak merusak bagian lain.

  • Lakukan evaluasi berkala terhadap bug yang sering muncul agar bisa dicegah sejak awal.

Kesimpulan

Hotfix dan bugfix sama-sama penting dalam menjaga kualitas software. Perbedaannya terletak pada kecepatan dan proses. Hotfix adalah perbaikan cepat untuk masalah darurat, sedangkan bugfix adalah perbaikan rutin yang lebih terencana.

Memahami perbedaan ini akan membantu tim software development dalam membuat keputusan yang tepat saat menghadapi masalah. Ingat, kecepatan memang penting, tapi ketepatan juga tak boleh diabaikan!