Pendahuluan

Mengelola infrastruktur dan server secara manual itu melelahkan. Harus login satu per satu, bikin konfigurasi sendiri, dan rawan kesalahan. Nah, sekarang ada dua alat populer yang bisa bantu otomatisasi pekerjaan itu: Terraform dan Ansible.

Tapi… mana yang lebih bagus? Mana yang cocok buat kamu? Artikel ini akan bantu kamu mengenal keduanya dan tahu kapan harus pakai Terraform, kapan pakai Ansible — atau bahkan pakai dua-duanya!

Apa Itu Terraform dan Ansible?

Sebelum dibandingkan, kita kenalan dulu yuk:

  • Terraform adalah alat untuk membangun dan mengelola infrastruktur secara otomatis. Misalnya: membuat server, database, jaringan, dan layanan cloud lainnya.

  • Ansible adalah alat untuk mengatur konfigurasi dan isi server. Contohnya: install aplikasi, atur firewall, atau update sistem.

Keduanya punya tujuan yang sama: mengurangi kerja manual dan membuat semuanya otomatis. Tapi cara kerja dan fokusnya beda.

Perbedaan Utama Terraform vs Ansible

Berikut ringkasan perbedaannya dalam bentuk sederhana:

Aspek Terraform Ansible
Fokus Membangun infrastruktur Mengelola isi dan konfigurasi server
Bahasa HCL (khusus Terraform) YAML (lebih umum)
Cara kerja Deklaratif: cukup bilang “ingin hasil akhir seperti apa” Deklaratif & imperatif: bisa diatur langkah-langkahnya
Menyimpan status Ya, pakai file state Tidak menyimpan status
Cocok untuk Cloud infrastructure (AWS, GCP, Azure, dll) Pengaturan sistem dan aplikasi

Kapan Sebaiknya Menggunakan Terraform?

Gunakan Terraform jika kamu:

  • Ingin membuat server, jaringan, atau database dari nol

  • Mengatur layanan cloud seperti AWS, Azure, atau GCP

  • Butuh kontrol versi untuk infrastruktur kamu (karena Terraform bisa dicatat di Git)

Contohnya, kamu bisa bikin 3 server sekaligus di AWS hanya dengan satu file konfigurasi.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Ansible?

Gunakan Ansible kalau kamu:

  • Sudah punya server, dan ingin mengelola isinya

  • Ingin menginstal aplikasi di banyak server sekaligus

  • Ingin membuat konfigurasi sistem yang rapi dan konsisten

Contoh: kamu mau install NGINX, atur firewall, dan copy file konfigurasi ke 10 server? Ansible bisa bantu dengan cepat!

Kenapa Tidak Pakai Keduanya?

Kamu tidak perlu memilih satu saja — banyak tim DevOps justru menggabungkan Terraform dan Ansible agar saling melengkapi.

Contoh:

  • Terraform untuk membuat server di cloud

  • Ansible untuk mengatur isi server tersebut (install software, atur konfigurasi)

Kombinasi ini membuat proses otomatisasi kamu jadi lebih lengkap dan efisien.

Kesimpulan: Siapa yang Lebih Hebat?

Jawabannya adalah: tergantung kamu butuhnya apa.

  • Kalau ingin membangun infrastruktur dari awal → Terraform

  • Kalau ingin mengatur dan mengelola server yang sudah ada → Ansible

  • Kalau ingin hasil maksimal → Gunakan keduanya!

Keduanya tidak bersaing, tapi saling melengkapi. Seperti dua alat di kotak perkakas DevOps kamu.

Bonus: Ingin Mulai Belajar? Ini Saran Kami:

  • Pelajari Terraform lewat dokumentasi resminya di terraform.io

  • Belajar Ansible di ansible.com

  • Mulai dari proyek kecil:

    • Buat satu server dengan Terraform

    • Lalu atur isinya dengan Ansible