Strategi Pengendalian Ancaman Siber Berdasarkan NIST Cybersecurity Framework
I. Pendahuluan
Ancaman siber kini menjadi salah satu masalah utama dalam dunia digital. Serangan seperti phishing, malware, ransomware, dan kebocoran data terus meningkat dan menyasar berbagai sektor—pemerintah, pendidikan, bisnis, bahkan individu.
Tanpa strategi pengendalian yang tepat, organisasi bisa mengalami kerugian besar, baik dari sisi keuangan, kepercayaan publik, maupun operasional. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah menggunakan NIST Cybersecurity Framework (CSF) sebagai dasar strategi keamanan.
Artikel ini membahas bagaimana NIST CSF dapat digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan dampak ancaman siber secara sistematis dan berkelanjutan.
II. Mengenal NIST Cybersecurity Framework
NIST Cybersecurity Framework dikembangkan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) sebagai panduan untuk membantu organisasi mengelola dan mengurangi risiko siber.
Framework ini terdiri dari lima fungsi inti yang saling terhubung:
-
Identify (Mengidentifikasi)
-
Protect (Melindungi)
-
Detect (Mendeteksi)
-
Respond (Merespons)
-
Recover (Memulihkan)
Setiap fungsi memiliki peran dalam mengendalikan ancaman siber, mulai dari pencegahan hingga pemulihan.
III. Jenis Ancaman Siber Umum
Sebelum membahas strategi pengendalian, penting untuk mengenali jenis ancaman siber yang sering terjadi:
-
Phishing: Penipuan melalui email atau pesan palsu untuk mencuri data.
-
Malware: Perangkat lunak berbahaya yang bisa merusak sistem.
-
Ransomware: Menyandera data dan meminta tebusan.
-
Insider Threats: Ancaman dari dalam organisasi (pegawai, mitra).
-
DDoS (Distributed Denial of Service): Membanjiri sistem hingga tidak bisa diakses.
IV. Strategi Pengendalian Ancaman Berdasarkan NIST CSF
1. Identify – Mengenali Aset dan Risiko
Strategi awal adalah memahami apa yang dimiliki dan apa yang paling rentan.
Tindakan:
-
Buat inventaris aset digital (server, data, aplikasi).
-
Identifikasi ancaman dan kerentanannya.
-
Tetapkan nilai kritis setiap aset.
Tujuan: Agar organisasi tahu apa yang harus dilindungi terlebih dahulu.
2. Protect – Mencegah Serangan Terjadi
Strategi ini berfokus pada pencegahan dan penguatan sistem.
Tindakan:
-
Gunakan firewall, antivirus, dan sistem enkripsi.
-
Terapkan kontrol akses dan autentikasi ganda.
-
Lakukan pelatihan keamanan untuk semua karyawan.
Tujuan: Mengurangi kemungkinan serangan berhasil.
3. Detect – Mendeteksi Ancaman Lebih Cepat
Tidak semua serangan bisa dicegah, tapi harus bisa dikenali secepat mungkin.
Tindakan:
-
Gunakan sistem monitoring dan deteksi ancaman otomatis (SIEM).
-
Tinjau log aktivitas secara berkala.
-
Tetapkan indikator ancaman (indikasi malware, login mencurigakan, dll).
Tujuan: Mendeteksi serangan sebelum berdampak besar.
4. Respond – Menangani Insiden Secara Efektif
Saat insiden terjadi, organisasi harus cepat mengambil tindakan.
Tindakan:
-
Buat rencana tanggap insiden (incident response plan).
-
Bentuk tim respons insiden (IRT).
-
Laporkan dan dokumentasikan setiap insiden.
Tujuan: Meminimalkan kerugian dan menghentikan penyebaran serangan.
5. Recover – Memulihkan Sistem dengan Cepat
Strategi pemulihan bertujuan agar sistem kembali normal secepat mungkin.
Tindakan:
-
Gunakan backup yang rutin dan aman.
-
Evaluasi insiden dan lakukan perbaikan sistem.
-
Lakukan simulasi pemulihan secara berkala.
Tujuan: Menjaga kelangsungan operasional pasca-insiden.
V. Contoh Penerapan Strategi Pengendalian
Sebuah perusahaan ritel digital pernah mengalami serangan ransomware yang mengunci data transaksi. Sebelum menggunakan NIST CSF, mereka butuh 10 hari untuk memulihkan sistem dan kehilangan data pelanggan.
Setelah menerapkan NIST CSF:
-
Sistem backup rutin memungkinkan pemulihan hanya dalam 1 hari.
-
Tim respons insiden bertindak dalam 1 jam setelah deteksi.
-
Pelatihan pegawai mengurangi klik link phishing hingga 90%.
VI. Tabel Ringkasan Strategi Pengendalian
Fungsi NIST CSF | Strategi Pengendalian | Tujuan Utama |
---|---|---|
Identify | Inventaris aset, nilai risiko | Menentukan prioritas perlindungan |
Protect | Firewall, pelatihan, kontrol akses | Pencegahan serangan |
Detect | Monitoring, SIEM, log audit | Deteksi dini ancaman |
Respond | Rencana insiden, tim khusus | Tanggap darurat, minimalisasi dampak |
Recover | Backup, evaluasi, simulasi pemulihan | Pemulihan cepat dan sistematis |
VII. Kesimpulan
Kesimpulan
Ancaman siber tidak dapat dihindari sepenuhnya, namun dapat dikendalikan secara efektif dengan strategi yang tepat. NIST Cybersecurity Framework menyediakan panduan praktis dan menyeluruh dalam menyusun strategi pengendalian dari identifikasi hingga pemulihan.
Nama : Yulianti Rahmini
NIM : 23156201020
Jurusan : Sistem Komputer, STMIK Catur Sakti Kendari